Pesugihan di Gunung Kemukus dengan Ritual Syahwat

oleh
Pesugihan di Gunung Kemukus
KRSUMSEL.comGunung Kemukus, sebuah bukit kecil barat di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menyimpan banyak kisah unik hingga mitos kontroversial.

Salah satunya kisah mencari pesugihan melalui ritual syahwat yang bukan pasangan sah atau suami-istri pada  malam khusus.

Baca juga : FP Unsri Ajarkan Tingkatkan Produksi Lele dengan Suplemen Pakan

Bagi yang percaya dengan mitos ritual syahwat ini, mereka akan datang pada Kamis malam Jumat Pon ke Gunung Kemukus di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Juru Kunci Makam Pangeran Samudro, Hasto Pratomo mengatakan ritual syahwat hanyalah ulah dari mereka yang mencari keuntungan pribadi.

 

Di Gunung Kemukus terdapat sebuah makam dari Pangeran Samudro, yang diyakini sebagai salah satu Putra Raja Majapahit.

Kawasan wisata riligi itu dikenal sebagai tempat melakukan ritual pesugihan atau mencari kekayaan, sekaligus mencari jodoh.

Pada rangkaian ritual, pengunjung selain berziarah ke makam Pangeran Samudro di puncak gunung, juga melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis yang tidak ada ikatan pernikahan.

Saat Tribun berkunjung ke Gunung Kemukus, ada seorang warga, Yuli (bukan nama asli) yang langsung menawarkan wanita muda untuk melakukan ziarah ke makam Pangeran Samudro.

“Datang sendiri ke sini? Sudah ada pasangan atau belum? Kalau tidak ada, bisa saya carikan untuk mendampingi ziarah ke makam,” kata Yuli kepada Tribun yang baru tiba di tempat tersebut, Rabu (10/12/2019).

Menurut Yuli, wanita muda yang ditawarkannya itu, tidak hanya menemani selama ziarah ke makam Pangeran Samudro, tapi juga bisa menjadi pendamping hidup (istri) jika menjalani ritual seks.

 

“Adik ini bisa saja jadi jodoh. Tapi harus mengikuti ritual dulu. Jika sudah mengikuti rangkaian ritual di sini, maka adik ini menjadi pendamping hidup,” katanya.

Selain makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus terdapat juga sumber mata air bernama Sendang Ontrowulan.

Dua tempat inilah yang menjadi tempat ritual sampai menimbulkan mitos ritual seks.

 

 

 

Ritual seks bersama orang asing yang ditemui di Gunung Kemukus terjadi lantaran adanya persepsi keliru namun telah terlanjur diyakini.

Gunung setinggi kurang lebih 300 meter dari atas permukaan air laut tersebut berada di kawasan bukit kapur.

Merebaknya prostitusi di Gunung Kemukus dipicu adanya keyakinan jika kesuksesan akan didapat setelah melakukan ritual seks bersama pasangan yang ditemui di areal itu.

Jasa perselingkuhan dan hubungan intim pun akhirnya membuat banyak pekerja seks komersial dari segala penjuru daerah datang dan menetap di Gunung Kemukus. Mereka mengontrak tanah dan rumah untuk kegiatan hiburan malam dan prostitusi.

Yuli menjelaskan, ritual yang harus dijalani, yaitu berhubungan seks selama tujuh kali berturut-turut pada Kamis malam Jumat Pon.

“Kalau sudah tujuh kali berturut-turut melakukan ritual seks. Dipastikan permintaannya untuk mendapat jodoh dikabulkan,” katanya.

Dia mengatakan dulunya ritual seks dilakukan di tempat terbuka. Namun, semenjak ramai diberitakan media asing, perlahan-lahan berkurang.

Saat ini, ritual seks dilakukan di dalam kamar yang disewakan warga.

“Sekarang ini warga yang menyewakan kamar sebagai tempat ritual seks,” katanya.

Dari pantauan, tampak sejumlah warung dalam kondisi tutup. Di lokasi yang berada sekitar 30 kilometer arah utara Kota Solo, peziarah ada yang berjalan kaki, naik sepeda motor, maupun mobil dari lereng ke puncak. Jarak lereng ke puncak sekitar 1,5 kilometer.

Seorang pengunjung, Azis, asal Purwodadi Jawa Tengah, mengungkapkan, ia sengaja datang rombongan untuk berziarah ke makam Pangeran Samudro.

“Kami datang khusus ke makam untuk ziarah sekaligus berdoa dan wisata religi saja, tidak mau dengan tujuan macam-macam,” ucap Azis.

Dibantah Juru Kunci Makam

Terpisah, Juru Kunci Makam Pangeran Samudro, Hasto Pratomo, menceritakan Pangeran Samudro merupakan putra Prabu Brawijaya.

Ia meninggal dalam perjalanan pulang dari Gunung Lawu. Kemudian di makamkan di atas bukit yang kini disebut Gunung Lawu.

Ketika ditanya mengenai ritual mesum di Gunung Kemukus, Hasto mengungkapkan, kisah itu berawal dari ibu tiri Pangeran Samudro yakni Ontrowulan datang ke makam anak yang ia cintai tersebut.

Tapi setelah beberapa waktu berada di makam, Ontrowulan tak mau pulang dan ingin menyatu dengan Pangeran Samudro.

Para pengikutnya yang beberapa waktu tak menemukan sosok Ontrowulan, menyimpulkan telah Muksa atau menghilang secara gaib.

Baca Juga : Rapimnas Gerindra Hari Ini Mantapkan Pemenangan Prabowo-Gibran

“Nenek moyang saya dahulu tidak bisa berbahasa Indonesia, sehingga menjelaskan dengan bahasa Jawa, oleh masyarakat kata ‘demenan’ dipelintir,” kata dia.

Dari cerita itu, kemudian menyebar ke masyarakat bahwa Pangeran Samudro selingkuh dengan ibu tirinya. Sehingga ketika datang ke makam harus menyertakan kekasih.

Kepercayan itu kemudian berkembang apabila memiliki cita-cita agar dikabulkan, harus melakukan ritual seks di Gunung Kemukus.

“Pada tahun 1990-an sampai 2000-an memang banyak ritual mesum itu, sekarang sudah tidak ada lagi ritual gitu-gituan,” kata dia.

Menurut dia, masyakarat yang datang seharusnya melakukan ziarah. Tidak melakukan ritual yang menyimpang.

“Ritual mesum itu hanya dimanfaatkan orang mencari keuntungan, yang benar di sini berziarah,” kata dia.

Ia mengaku, kapasitasnya hanya memberikan imbauan pada pengunjung. Sedangkan perilaku prostitusi di luar komplek makam, di luar kewenangannya.

Sedangkan alasan banyak peziarah datang di Kamis malam Jumat Pon, karena hari pasaran Jawa tersebut dipercaya hari meninggalnya Pangeran Samudrro.(Tribunbatam.id/zabur anjasfianto)

Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Kisah Pencarian Pesugihan Lewat Ritual Syahwat di Gunung Kemukus, Terungkap Fakta Dibaliknya, https://batam.tribunnews.com/2019/12/13/kisah-pencarian-pesugihan-lewat-ritual-syahwat-di-gunung-kemukus-terungkap-begini-fakta-dibaliknya.

Penulis: Zabur Anjasfianto

Editor: Aminudin