KRSumsel.com, Palembang – Gelar Tablik Akbar Sholat Isyak & Tarawih Bersama Maspuroh di Benteng Kuto Besak (BKB) di penuhi masyarakat Kota Palembang yang dari sore hari sudah mulai berdatangan dan berkumpul untuk mengikuti Tablik Akbar Sholat Isyak & Tarawih Bersama Maspuroh.
Masyarakat yang berdatangan dan sudah hadir dari sore hari, telah menyiapkan bekal dari rumah untuk berbuka puasa dan di lanjut dengan sholah magrib bersama di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB)
Acara Tablik Akbar ini dihadiri oleh para tokoh dan ustad-ustad di Kota Palembang juga Walikota Ratu Dewa
dan Wakil Walikota Palembang Prima Salam serta hadir juga Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dan masyarakat Kota Palembang dengan penceramah Prof. Ustadz Abdul Somad, Lc. D.E.S.A., Ph. D. Iman Ustadz H. Muhklis Bahri, S, Ag, M.M. diiringin oleh Modren Hadroh Alhidayah dengan MC. Yai Najib dan Bang Dila.
Baca juga: Dishub OKI Layani Uji KIR Gratis, Tapi Jangan Lewat Calo
K.H. Kemas Muhammad Ali mewakili Maspuroh dalam kata sambutannya.
“Kami sudah berbicara dengan RDPS terkait dengan kemajuan Kota Palembang yang kita cintain ini dan insyaallah acara-acara seperti ini, akan kita laksanakan setiap bulan, bukan hanya setahun sekali, atau se tahun dua sekali tapi setiap bulan, agar Palembang Darusalam ini, benar-benar kelihatan, insyaallah nanti di hiasi dengan lampu-lampu Al Asmaul Husnah, sehingga setiap orang masuk ke Kota Palembang bisa tampak Kota Palembang yang Islami” ujarnya.
Dikatakannya, kemaren sudah ada yang viral dengan adanya pemugaran makam bersejarah, seperti disarankan Uas makam-makam tersebut bisa dijadikan wisata, diangkat nilai-nilai wisata dan islaminya, karena kita habis malu dengan adanya masakan rendang ini, gimana Palembang dibilangi semawo, tidak dilihatnya orang Palembang Bagus semua seperti ini, gara-gara rendang 200 ribu langsung tersebar sampai teman-teman WA ini saya dan bsrtanya apa benar itu Ustadz? Tidak ada seperti itu kata saya.
“Kenapa saya bilang itu tidak ada, kalau orang Palembang tidak bakalan habis rendang itu, karena orang Palembang inj terkenal kalau makan pasti bersisa tula, kalau orang Palembang makan pasti ada sisa satu, makan sisa satu, jadi orang bilang Orang Palembang nian. Nach ini habis semua pasti bukan orang Palembang, benar khan…? Jadi semuanya sudah terbantahkan itu pak Wali dan Pak Gub” pungkasnya. (edi)