Wamena, KRsumsel.com – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jayawijaya Papua Pegunungan menyatakan penghasilan keluarga di bawah Rp300.000 menjadi indikator kemiskinan ekstrem dan jumlahnya mencapai 34.000 keluarga di daerah itu.
Kepala Dinsos Kabupaten Jayawijaya Nikolas Itlay di Wamena, Jumat (21/3) mengatakan, indikator yang menentukan keluarga termasuk kategori kemiskinan ekstrem dari penghasilannya setiap bulan.
“Jadi keluarga yang penghasilan rata-rata di bawah Rp300.000 per bulan, maka dikatakan sebagai kemiskinan ekstrem,”katanya.
Menurut dia, jumlah warga kategori kemiskinan ekstrem di 40 distrik Kabupaten Jayawijaya terus menurun setelah berbagai upaya yang dilakukan pemerintah daerah.
“Awal mula pendataan itu jumlah keluarga kemiskinan ekstrem terdapat 37.000, namun setelah pendekatan, dukungan bantuan diberikan, angka ini terus turun hingga menyentuh angka 34.000,”ujarnya.
Baca juga: Kebaikan Mat Solar: Sumbang 1 Ambulans-Umrahkan 40 Tetangga
Dia menjelaskan, yang menyebabkan masyarakat asli Jayawijaya masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem karena pekerjaannya yang rata-rata petani.
“Jadi kehidupan masyarakat asli Kabupaten Jayawijaya tergantung terhadap hasil bumi yang ditanam, setelah ditanam mereka harus jual lagi ke pasar baru memperoleh uang,”katanya.
Dia menambahkan, dukungan penanganan terhadap keluarga kategori kemiskinan ekstrem dialokasikan anggaran Rp3 miliar.
“Penanganan disesuaikan dengan besaran anggaran. Tahun ini dananya hanya Rp3 miliar, maka hanya tiga distrik yang didukung dari 40 distrik di Kabupaten Jayawijaya,”ujarnya.
Dia menyebut, penanganan kemiskinan ekstrem bisa dilakukan di 40 distrik, namun anggaran yang diperlukan kurang lebih Rp22 miliar.
“Maka penanganan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Jayawijaya kami siasati dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan anggaran,”katanya.(net)