Pertamina Bantu Petani Tambak Aceh Kelola Limbah untuk Pakan Udang

oleh

Banda Aceh, KRsumsel.com – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut melalui melalui Integrated Terminal (IT) Lhokseumawe membantu pemberdayaan petani tambak dalam inovasi pakan udang mandiri berbahan limbah organik di Gampong Padang Sakti Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe.

“Program ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya di sektor pemberdayaan ekonomi dan lingkungan,”kata IT Manager Lhokseumawe Revi Mei Arisandi dihubungi di Banda Aceh, Sabtu (8/3).

Ia menjelaskan, inovasi tersebut juga hadir sebagai solusi atas tantangan yang dihadapi para petambak, terutama tingginya biaya pakan komersial yang menjadi kendala utama dalam usaha budidaya udang.

“Kami berharap inisiatif ini dapat menjadi model yang direplikasi oleh kelompok petani tambak lainnya, sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas,”katanya.

Baca juga: Kapolda Sebut Senpi dan Amunisi untuk KKB Buatan Pindad

Selain meningkatkan kemandirian petambak, program ini juga mendorong prinsip ekonomi sirkular dengan pemanfaatan limbah menjadi sumber daya yang bernilai.

Ia mengatakan, dengan memanfaatkan limbah pasar berupa jeroan ikan dan ayam, serta ikan rucah sebagai bahan baku utama, inovasi tersebut dapat mengurangi ketergantungan petambak pada pakan komersial dan berkontribusi dalam pengurangan limbah pasar sebesar 2,250 ton per tahun.

Menurut dia para petani tambak dibekali pengetahuan mengenai formulasi pakan alternatif, teknik pengolahan limbah, pemilihan bahan baku, pencampuran, pembentukan pelet, pengeringan, penyimpanan serta manajemen pemberian pakan yang lebih efisien.

“Kita melaksanakan serangkaian pelatihan dan pendampingan teknis kepada petani tambak,”katanya. Adapun hasil produksi pakan mandiri itu mampu menekan biaya operasional hingga Rp3.682.000 per siklus, sekaligus meningkatkan produktivitas tambak.

“Dengan sinergi berbagai pihak, Pertamina Patra Niaga optimis bahwa program ini dapat menjadi salah satu upaya nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,”kata Revi.

Ia menambahkan, program tersebut direncanakan menjadi pusat studi budidaya udang di wilayah Lhokseumawe pada tahun 2028, berfungsi sebagai tempat pelatihan dan penelitian bagi petani, akademisi, dan pihak lain yang tertarik.

Pihaknya berharap langkah tersebut dapat memperluas dampak positif program dan mendukung replikasi di wilayah lain sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.(net)