Yogyakarta, KRsumsel.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak munculnya bibit Siklon Tropis 99S yang berpotensi memengaruhi cuaca ekstrem di wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad di Yogyakarta, Senin (24/2) menuturkan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bibit Siklon 99S kembali mendekati perairan DIY.
“Ada peringatan dini lagi dari BMKG, ada potensi bibit siklon ’99S’ akan mendekat. Kami masih pantau terus informasi dari BMKG,”ujar dia.
Noviar menuturkan, pihaknya saat ini telah mengajukan perpanjangan status siaga darurat bencana hidrometeorologi untuk keempat kalinya ke Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Baca juga: 2 Jutaan Batang Rokok Ilegal Disita Bea Cukai Malang
Dengan begitu, status siaga darurat yang bakal berakhir pada 3 Maret 2025 itu bakal dilanjutkan hingga 3 April 2025.
“Berdasarkan informasi BMKG, curah hujan di DIY itu akan tetap meningkat sampai dengan bulan Mei, sehingga kami sedang mengajukan ke Gubernur untuk perpanjangan keempat,”ujar dia.
Menurut Noviar, BPBD DIY menyiapkan langkah antisipasi terkait potensi banjir, tanah longsor, dan lahar hujan akibat curah hujan tinggi.
Beberapa kawasan yang menjadi perhatian utama adalah kawasan sungai yang berhulu di Gunung Merapi antara lain Kali Gendol, Kali Krasak, Kali Kuning, Kali Opak, Kali Code serta Gajah Wong.
Sejumlah sungai itu menurut Noviar, berpotensi mengalami peningkatan debit air yang signifikan sehingga berisiko menyebabkan banjir dan lahar hujan.
Dia mengatakan, kawasan Kali Progo juga sering mengalami peningkatan debit air saat hujan lebat, yang dapat mengancam permukiman di sekitar bantaran sungai.
“Sebetulnya kalau hujan lebat yang kita khawatirkan itu adalah lahar hujan. Jadi di puncak Merapi itu nanti kan kawahnya akan berisi air, terus dia akan mengalirkan lahar hujan ke sepanjang sungai-sungai yang bermuara ke Merapi,”tutur dia.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono menjelaskan, berdasarkan analisis atmosfer terkini menunjukkan potensi cuaca ekstrem masih tinggi di DIY. Pihaknya mendeteksi adanya Bibit Siklon “9S di Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara dan bibit siklon “93S” di Timur perairan Australia sehingga memperkuat pola angin baratan di wilayah Indonesia.(net)