Jambi, KRsumsel.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi komitmen menjadikan puncak perayaan Cap Go Meh ke dalam kalender agenda tahunan, sebagai bagian pengembangan pariwisata dan menjaga keharmonisan antarumat beragama di kota itu.
“Komposisi penduduk di Kota Jambi sangat beragam, hal ini menjadi kekuatan kota sebagai gate away Provinsi Jambi,”kata Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi Sri Purwaningsih, Kamis (13/2).
Sri mengatakan, perayaan Cap Go Meh menjadi momen penting yang menandai akhir perayaan tahun baru Imlek. Ia berharap kegiatan ini bukan sekadar hiburan, namun juga sebagai penampilan budaya, tradisi, dan keberagaman di Kota Jambi.
“Acara ini momentum memperkokoh persaudaraan, serta simbol toleransi warga Jambi,”katanya.
Baca juga: Empat Pelaku Penyelundup Ribuan Liter BBM dan Elpiji di Konut Ditangkap
Menurutnya, di tengah keberagaman budaya dan agama, masyarakat dihadapkan untuk tetap menjaga persatuan dan harmoni. Momentum perayaan Cap Go Meh ini menjadi jawaban bahwa masyarakat Kota Jambi tetap menjunjung tinggi harmonisasi dan keberagaman tersebut.
Ketua Yayasan Kesejahteraan Sentosa Jambi Roni Attan memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah yang telah memberikan dukungan perayaan Cap Go Meh.
Kesuksesan rangkaian kegiatan Cap Go Meh tidak lepas dari peran tokoh-tokoh Tionghoa dalam memberikan dukungan kepada masyarakat Tionghoa Jambi, merayakan puncak perayaan tahun baru Imlek ke 2567 tahun 2025.
“Semoga ke depan perayaan ini semakin berkembang dan semakin meriah, bisa mencontoh Singkawang (Kalimantan Barat), yang tercatat sebagai agenda Cap Go Meh terbesar di Asia Tenggara,” kata Attan.
Sebagai warga Jambi keturunan Tionghoa menurut dia, selama ini toleransi masyarakat Jambi sangat baik dan hal itu sangat mendukung iklim investasi bagi kemajuan daerah.
Puncak acara perayaan dilaksanakan di halaman Yayasan Amitabha Jambi, dekat kawasan Kelenteng Lam Thien Tong Jambi. Berbagai rangkaian kegiatan keagamaan dan budaya mengisi kemeriahan Barongsai dan Tutung diakhiri pesta kembang api.(net)
