Mukomuko, KRSUMSEL.com – Resor Balai Kenservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu mengatakan, pemerintah setempat membutuhkan tim terpadu untuk memudahkan koordinasi pencegahan dan penanganan konflik satwa dengan manusia di daerah ini.
Kepala Resor BKSDA Kabupaten Mukomuko Damin saat dihubungi dari Mukomuko, Sabtu (11/1) mengatakan, Pemerintah Kabupaten Mukomuko saat ini belum ada tim terpadu penanganan konflik satwa dengan manusia.
“Kita di wilayah Kabupaten Mukomuko ini butuh tim terpadu dalam penanganan konflik satwa dengan manusia yang tergabung di dalam instansi terkait di lingkungan pemerintah daerah termasuk BKSDA,”katanya.
BKSDA Bengkulu melalui petugasnya di Kabupaten Mukomuko saat ini sedang melakukan penanganan konflik harimau yang memangsa seorang warga dan seekor sapi di Kecamatan Teras Terunjam.
Baca juga: Kasus Penculikan Lansia di Muaro Jambi Terungkap Polisi
Seorang warga Desa Tunggal Jaya Kecamatan Teras Terunjam bernama Ibnu Oktavianto (22) ditemukan meninggal dunia di kebun kelapa sawit milik milik Ari Cahyono pada Selasa malam (7/1) sekitar pukul 23.30 WIB.
Kemudian, satu ekor sapi milik Deden Nurjamil warga Desa Mekar Jaya Kecamatan Teras Terunjam yang berbatasan dengan Desa Tunggal Jaya ditemukan mati akibat dimangsa harimau.
Dalam melakukan penanganan konflik harimau di wilayah ini, ia mengatakan, pihaknya telah memasang dua perangkap harimau di Desa Tunggal Jaya dan Mekar Jaya Kecamatan Teras Terunjam.
“Pemasangan perangkap harimau ini per 21 hari, lalu kami memantau pergerakan, kalau tidak masuk perangkap, maka ditambah lagi waktunya,”ujarnya. Sekretaris Daerah Kabupaten Mukomuko Abdiyanto saat dihubungi dari Mukomuko, mendukung usulan pembentukan tim terpadu penanganan konflik satwa dengan manusia di daerah ini.
Namun sebelum itu ia mengatakan, akan berkoordinasi dengan forum koordinasi pimpinan daerah (FKPD) setempat terkait dengan solusi mengatasi konflik harimau, serta terkait pembentukan tim tersebut.(net)