Agar tidak hanya menjadi sia-sia, menjaga diri dan nama baik Jogja dalam berkehidupan selanjutnya dan terus berkembang dengan apa yang didapat, tentunya dengan penuh kesederhanaan sebagaimana yang tertanam selama hidup di Jogja. Sekali lagi, Jogja menjadi percontohan.
Terakhir penulis hendak menutup artikel ini dengan penggalan syair kebangsaan berjudul “Ibu Pertiwi”, diharap dapat menggugah semangat dan rasa setia pada kampung halaman dan berjuang bersama dalam bahtera Nusantara “…puteramu yang setia, menjaga harta pusaka, demi nusa dan bangsa!”