KRSumsel.com, Palembang – Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada bulan November 2024 mengalami inflasi sebesar 0,58% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm).
Secara tahunan, realisasi inflasi Sumsel tercatat menurun menjadi sebesar 0,73% (yoy) dari bulan sebelumnya (1,09%; yoy). Perkembangan tersebut juga sejalan dengan inflasi nasional yang tercatat melandai menjadi sebesar 1,55% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya (1,71%; yoy).
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Ricky Perdana Gozali. “5 (lima) komoditas utama penyumbang inflasi pada bulan ini adalah tomat, bawang merah, emas perhiasan, minyak goreng, dan tarif angkutan udara dengan andil pada masing-masing komoditas adalah sebesar 0,26% (mtm), 0,20% (mtm), 0,06% (mtm), 0,05% (mtm), 0,05% (mtm) secara berturut-turut (BPS, 2024). Kenaikan harga tomat dan bawang merah sejalan dengan penurunan pasokan dari daerah sentra di tengah curah hujan yang meningkat.” ujarnya Jum’at (06/12/24).
Baca juga: BPJN Jambi Pastikan Jalan Nasional Bebas Lubang Jelang Natal
Selanjutnya, kenaikan harga emas masih berlanjut didorong oleh sentimen eksternal. Di sisi lain, harga minyak goreng menguat sejalan dengan kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) global. Kemudian, tarif angkutan udara tercatat meningkat menjelang periode peak season pada HBKN Natal dan Tahun Baru.
Dikatakannya, Inflasi Provinsi Sumatera Selatan yang terkendali merupakan upaya dan peran aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumsel dalam mengendalikan inflasi melalui strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif. Pelaksanaan gerakan pasar murah (GPM) untuk menstabilkan harga dan menjaga daya beli masyarakat masih terus dilaksanakan TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan.
Upaya ini diperkuat dengan memastikan kelancaran distribusi melalui subsidi harga, subsidi angkutan maupun subsidi operasional lain dalam rangka pelaksanaan operasi pasar murah serentak se-Sumsel.
Selain itu, guna mengoptimalkan ketersediaan pasokan pangan, dilakukan juga kegiatan sosialisasi pemanfaatan pekarangan dan kebun rumah, gerakan tanam serentak, serta kegiatan monitoring rutin ketersediaan dan keterjangkauan harga barang kebutuhan pokok ke pedagang eceran dan distributor.
Menurutnya, seluruh kegiatan pengendalian inflasi ini dapat berjalan tidak terlepas dari komunikasi efektif yang dijalin para pemangku kebijakan diantaranya melalui pelaksanaan rapat koordinasi TPID secara rutin.