Bengkulu, KRSUMSEL.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu saat ini tengah fokus melakukan pengobatan terhadap belasan hewan ternak jenis sapi yang berada di Kecamatan Kampung Melayu karena telah terinfeksi wabah septicaemia epizootica atau sapi ngorok.
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu Henny Kusuma Dewi di Bengkulu, Kamis (5/12) menyebutkan, terdapat 12 ekor kerbau yang berada di Kampung Melayu yang mati akibat wabah sapi ngorok dari empat peternak.
“Untuk hewan jenis kerbau yang terinfeksi wabah sapi ngorok sebanyak belasan ekor dari total 500 kerbau yang berada di wilayah tersebut. Saat ini kami tengah fokus melakukan pengobatan terhadap belasan hewan tersebut,”ujar dia.
Dengan adanya temuan kasus tersebut, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dan pengobatan agar penyakit ngorok tersebut tidak menyebar ke hewan ternak milik warga lainnya di Kota Bengkulu.
Untuk upaya yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu, yaitu memberikan pengobatan terhadap hewan yang terinfeksi penyakit ngorok, sebab jangka waktu penyembuhan sapi yang terjangkit penyakit ngorok yakni dua pekan dan saat ini kondisi hewan terinfeksi telah mulai berangsur membaik.
Baca juga: TNWK Jelaskan Hasil Pengamatan Visual Kematian Anak Gajah
Kemudian, lanjut Henny, pihaknya terus memberikan sosialisasi kepada para peternak di wilayah tersebut agar berhati-hati dan teliti saat membeli sapi di luar daerah. “Kepada peternak sapi agar lebih teliti dalam membeli sapi dari luar daerah dan tidak tergiur dengan harga sapi yang murah,”terang dia.
Sebelumnya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu membatasi akses lalu lintas masuknya hewan ternak dari luar wilayah Bengkulu guna menghindari meningkatkannya kasus wabah septicaemia epizootica atau sapi ngorok.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu Indah Permatasari mengatakan, selain membatasi akses masuknya hewan ternak, pihaknya juga memberikan vaksin kepada hewan ternak yang sehat guna menekan penyebaran wabah sapi ngorok.
“Saat ini kami membatasi akses masuknya hewan ternak dari luar Provinsi Bengkulu dan kami juga terus melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak yang belum terjangkit wabah sapi ngorok,”ujar dia.
Ia menyebutkan, terus berupaya melakukan penanganan penyakit ngorok tersebut, salah satunya dengan terus menyalurkan vaksin ke wilayah yang telah terjangkit wabah sapi ngorok.(net)