Moskow, KRSUMSEL.com – Semakin banyak warga Amerika Serikat yang mempertimbangkan untuk pindah keluar negeri karena ketidakstabilan politik di dalam negeri yang sebagian besar disebabkan pemilihan presiden mendatang. Demikian laporan Kantor Berita Bloomberg, Minggu (3/11).
Bloomberg mengutip Jen Barnett, pakar emigrasi dan pendiri Expatsi, sebuah perusahaan yang membantu warga AS mencari tahu bagaimana mereka secara nyata dapat meninggalkan negara itu.
Barnett mengungkapkan, permintaan akan layanan mereka melonjak hingga 900 persen setelah ajang debat antara calon presiden saat itu, Joe Biden dan Donald Trump.
Barnett menuturkan, dari hasil jajak pendapat yang dilakukan Expatsi menunjukkan bahwa pada Oktober lalu terdapat sekitar 7.000 warga negara AS yang tertarik untuk beremigrasi.
Perpecahan politik di Amerika Serikat adalah salah satu alasan utama keinginan untuk hengkang, sedangkan alasan kedua adalah petualangan dan perkembangan pribadi.
Baca juga: Anna Afni Pecahkan Suasana Kenzo Live Rajawali Palembang
Basil Mohr-Elzeki, direktur pelaksana di Henley & Partners (konsultan migrasi investasi) mengatakan, jumlah total permintaan dari AS telah meningkat sebesar 500 persen sejak 2020 dan 10 bulan pertama 2024 menunjukkan lebih banyak permintaan dibandingkan tahun sebelumnya.
Salah satu pendiri lembaga Global Citizen Solutions Artur Saraiva menekankan bahwa pemilihan presiden memainkan peran penting dalam keputusan warga AS untuk keluar dari negaranya.
Bloomberg melaporkan, banyak warga Amerika yang mencari program untuk bermukim di luar negeri melalui investasi, dengan tujuan paling populer adalah Antigua dan Barbuda, Portugal, Malta, Yunani dan Spanyol.
Pemilihan presiden AS akan diadakan pada 5 November mendatang. Wakil Presiden petahana Kamala Harris dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik mencalonkan diri untuk jabatan tertinggi perpolitikan di negara itu.(net)