Tiga Orangutan Diselamatkan BKSDA Kalteng

oleh

Sampit, KRSUMSEL.com – Selama dua hari berturut-turut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng) menyelamatkan tiga individu orangutan yang masuk kawasan kebun warga, satu diantara tiga satwa itu didapati memiliki tiga butir peluru di tubuhnya.

“Ketiga orangutan yang berhasil kami rescue dibawa ke Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun untuk pemeriksaan lebih lanjut,”kata Polisi Hutan (Polhut) BKSDA Kalteng Sugih Trianto di Sampit, Jumat (25/10).

Sugih menjelaskan, proses penyelamatan orangutan dilakukan di dua lokasi berbeda.

Lokasi pertama di Desa Bagendang Hilir Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Berawal dari laporan warga yang disampaikan melalui BKSDA Kalteng Resort Sampit pada Rabu (9/10).

Komandan BKSDA Kalteng Resort Sampit Muriansyah yang menerima laporan kala itu langsung melakukan observasi ke lokasi yang dilaporkan ada kemunculan dua individu orangutan di kebun sawit milik warga yang sudah lama tidak terurus.

Ketika observasi keberadaan orangutan tidak ditemukan, namun petugas mendapati adanya jejak yang ditinggalkan satwa tersebut berupa ratusan batang sawit yang rusak, sehingga meminta warga untuk terus memantau dan segera melapor jika satwa itu kembali muncul.

“Kemudian, Selasa (22/10) sore orangutan itu terpantau lagi, sehingga pada Rabu (23/10) kami langsung ke lokasi untuk melakukan rescue agar tidak ada konflik lebih lanjut antara orangutan dan manusia di wilayah setempat,”lanjut Sugih.

Baca juga: Pagi Tadi, Kabinet Merah Putih Olahraga Bersama di Akmil

Operasi penyelamatan ini dilakukan oleh tim BKSDA Kalteng SKW II Pangkalan Bun dan BKSDA Kalteng Resort Sampit serta dibantu oleh Orangutan Foundation International (OFI) dengan cara menembakkan bius ke satwa tersebut.

Prosesnya berjalan lancar dan dalam operasi kali ini pihaknya berhasil menyelamatkan induk dan anak orangutan.

Induk orangutan diperkirakan berusia 25 tahun dengan berat 43,7 kilogram dan anaknya berjenis kelamin jantan diperkirakan berusia empat tahun dengan berat 12 kilogram.

Untuk memudahkan penyebutannya, induk orangutan diberi nama Dahlia, sedangkan anaknya dinamakan Ali.

“Dari hasil pemeriksaan sementara oleh tim medis yang ikut dalam operasi tersebut, kondisi dua satwa itu umumnya sehat. Namun, di tubuh induk orangutan ditemukan tiga butir peluru senapan angin yang bersarang,”bebernya.

Peluru tersebut berada di lapisan bawah kulit tetapi tidak sampai menembus daging bagian dalam, diperkirakan tembakan itu sudah lama karena luka tembakan sudah menutup.

Rencananya akan dilakukan operasi untuk mengeluarkan peluru setelah satwa itu tiba di SKW II Pangkalan Bun.

Selanjutnya, operasi penyelamatan kedua dilaksanakan di Desa Ganepo, Kecamatan Seranau pada Kamis (24/10). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari laporan warga beberapa hari sebelumnya terkait kemunculan satu orangutan berukuran besar.

“Orangutan tersebut telah menyebabkan keresahan dan ketakutan warga karena merusak dan memakan puluhan pohon buah nangka yang ada di sekitar kediaman warga,”sebutnya.

Masih dengan tim dan metode yang sama, pihaknya berhasil menyelamatkan satu individu orangutan berjenis kelamin jantan dengan bobot 80 kilogram dan usianya diperkirakan mencapai 35 tahun.

Lokasi penyelamatan berada tak jauh dari Sungai Hambawang, sehingga petugas sepakat menamai satwa tersebut Hambawang.

Saat dilakukan pemeriksaan oleh tim dokter, hewan primata tersebut dalam kondisi sehat dan tidak ada luka.

Proses evakuasi kali ini lumayan sulit bagi tim, karena lokasi penyelamatan berjarak cukup jauh, yakni kurang lebih satu kilometer dari dermaga tempat perahu mereka bersandar.

Sebab, untuk mencapai lokasi tersebut harus menyeberangi Sungai Mentaya dari Kota Sampit.(net)