Tentara Israel Jatuhkan 80 Bom untuk Membunuh Pemimpin Gerakan Hizbullah

oleh

Moskow, KRSUMSEL.com – Pesawat tempur tentara Israel menjatuhkan lebih dari 80 bom dalam hitungan menit di Lebanon untuk menghabisi pemimpin gerakan Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah. Demikian dilaporkan New York Times dengan mengutip dua pejabat militer senior Israel.

Dalam sebuah video yang dirilis, tentara Israel yang menunjukkan pesawat tempur lepas landas untuk menyerang Lebanon pada hari pembunuhan Nasrallah.

Surat kabar tersebut menghitung sedikitnya lima belas bom penghancur bunker BLU-109 seberat 2.000 pon.

Berdasarkan temuan surat kabar tersebut, serangan yang terjadi di pinggiran selatan Beirut itu menghancurkan sedikitnya empat gedung apartemen setinggi tujuh lantai.

Sebelumnya, Hizbullah mengonfirmasi kematian Sekretaris Jenderal mereka (Hassan Nasrallah,red) akibat serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut.

Sejak pekan lalu, Angkatan Udara Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap target Hizbullah di berbagai wilayah Lebanon.

Beberapa serangan udara presisi juga tercatat terjadi di Beirut, yang menewaskan beberapa komandan tinggi Hizbullah.

Hingga saat ini, tentara Israel melaporkan telah menyerang beberapa ribu target Hizbullah.

Pengamat mencatat bahwa Israel belum pernah menyerang Hizbullah dengan intensitas seperti ini sejak Perang Lebanon Kedua pada tahun 2006.

Lebih dari 90.000 orang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka di Lebanon selatan akibat eskalasi konflik dengan Israel, menurut laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).

Baca juga: Basarnas Lanjutkan Pencarian Dua Korban Tertimbun Longsor Tambang Emas

Hizbullah merespons dengan serangan roket yang terutama menargetkan wilayah utara Israel, tetapi jangkauan serangan roket tersebut meningkat signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Pemukiman Israel kerap menghadapi puluhan serangan setiap hari, di mana beberapa bangunan hunian terkena dampaknya, dan mengakibatkan cedera.

Secara khusus, sebuah rudal diluncurkan ke area Tel Aviv, yang berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan udara.

Ketegangan semakin meningkat menyusul pernyataan militer Israel tentang persiapan untuk operasi darat di Lebanon.

Setelah perang Israel-Lebanon tahun 2006, Dewan Keamanan PBB mengadopsi Resolusi 1701 yang memberikan dukungan terhadap integritas teritorial dan kedaulatan Lebanon, penarikan pasukan Israel secara bersamaan dari Lebanon selatan, dan pengerahan pasukan oleh pemerintah Lebanon serta PBB di wilayah tersebut.

Menurut resolusi ini, kehadiran formasi paramiliter apapun kecuali yang dimiliki tentara Lebanon atau pasukan PBB, dilarang di selatan Sungai Litani.