Ribuan Tukin Guru di OKU Tertahan, Masalah Absensi Elektronik Jadi Penghalang

oleh

OKU, KRSUMSEL.COM – Para guru tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengeluhkan belum cairnya insentif Tunjangan Kinerja (Tukin) yang seharusnya mereka terima sejak Januari 2024. Keluhan ini datang dari para guru yang belum memiliki sertifikasi.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten OKU, Drs. Topan Indra Fauzi MM MPd, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengajukan pencairan Tukin ke Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) OKU.

Namun, proses pencairan terhambat karena para guru tersebut tidak memenuhi salah satu syarat penting, yaitu melakukan absensi secara elektronik. Absensi elektronik ini merupakan ketentuan yang diatur dalam Peraturan sebagai syarat wajib untuk mendapatkan insentif Tukin. ” Kata Topan.

Baca juga: Polisi Bongkar Bisnis Narkoba di Bayung Lencir

Topan menyebutkan bahwa selama ini tidak ada satupun dari 1.050 guru yang melakukan absensi elektronik. “Tukin ada Peraturan yang harus diikuti, kalau tidak sesuai maka tidak bisa dicairkan, salah satunya absen elektronik melalui aplikasi di Henpon. Mereka semua tidak ada yang melakukan absen itu,” ujar Topan, saat berada diruang kerjanya. Jumat (9/8/2024).

Dikatakanya Pihak Dinas Pendidikan sebenarnya telah berupaya mencari solusi dengan mengadakan rapat bersama Sekretaris Daerah dan dinas terkait lainnya. Salah satu opsi yang diusulkan adalah meminta para guru menandatangani surat perjanjian bahwa mereka bersedia mengembalikan Tukin jika nantinya hal ini menjadi temuan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Namun, usulan ini tetap ditolak oleh BKAD karena dianggap tidak sesuai dengan Peraturan.

Lanjutnya juga menjelaskan bahwa besaran insentif Tukin bervariasi, antara Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu per bulan. “Anggarannya sekitar Rp 900 juta, cukup besar. Pihak BKAD juga tidak mau berisiko jadi temuan nantinya,” tambahnya.

Sebagai penutup, Topan mengingatkan para guru untuk mematuhi ketentuan absensi elektronik yang telah disosialisasikan sejak lama. “Memang pada waktu Covid dulu absennya manual, jadi mungkin terbiasa seperti itu. Jadikan ini pengalaman, rajinlah absen,” pesannya. (Win)