Mahasiswa Itera Ciptakan Alat Terapi Kognitif Siswa Tunarungu 

oleh

KRSumsel.com – Tim mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang mengikuti lomba Pekan Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) berhasil menciptakan alat terapi kognitif bagi siswa tunarungu berbasis game Pump It-Up.

“Alat yang kami buat ini untuk meningkatkan intelektual siswa tunarungu,”kata Ketua tim PKM-PM SWIPE-UP, Siti Khadijah Indra dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Rabu (10/7).

Ia mengatakan, uji coba alat tersebut dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) PKK Provinsi Lampung, untuk meningkatkan kemampuan siswa SLB tunarungu mengembangkan kemampuan dalam belajar berhitung dan membaca.

“Kami menciptakan inovasi untuk meningkatkan semangat dan kualitas pendidikan yang inovatif,”kata dia. Dia menjelaskan, inovasi yang diciptakan ini merupakan karya SWIPE-UP (Study With Pump It-Up) sebagai terapi kognitif berbasis aplikasi untuk meningkatkan intelektual siswa tunarungu.

Baca juga: Beredar Video Puluhan Remaja di SP Padang OKI Terlibat Tawuran

“Alat terapi kognitif berbasis permainan Pump It-Up memiliki desain visualisasi yang menarik dan soal berhitung serta pengenalan alfabet yang menantang pada setiap level permainan dengan berbasis game,”kata dia. Menurutnya, dari hasil evaluasi program tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan sebagai perkembangan kognitif pada anak disabilitas tunarungu.

“Alat terapi kognitif berbasis game Pump It-Up mampu meningkatkan dan memaksimalkan respon kognitif siswa, setelah berlatih dengan tingkatan level soal yang telah dirangkum oleh tim PKM-PM, sehingga mereka akan semakin semangat dalam proses pembelajaran di dalam kelas,”kata dia.

Siti menyebutkan, timnya berhasil mengembangkan aplikasi dan alat terapi kognitif SWIPE-UP kurang lebih dalam kurun waktu 2,5 bulan. “Selain itu, cara penggunaan alat tersebut juga cukup mudah, sehingga guru di SLBN PKK Provinsi Lampung dapat memberikan edukasi kembali kepada siswa untuk keberlangsungan dalam pembelajaran di kelas,”katanya.

Iapun mengajak masyarakat untuk mendukung adik-adik tunarungu dan guru di SLBN PKK Lampung untuk terus berkembang dengan berlatih dan berusaha dalam menjawab semua tingkatan level soal-soal yang ada di dalam aplikasi SWIPE-UP.

“Kami bangga melihat perubahan positif dengan mengembangkan program ini. Alat terapi kognitif berbasis Pump It Up memberikan peluang bagi siswa disabilitas tunarungu untuk belajar, dan menyiapkan masa depan mereka,”ujar Siti.(net)