KRSUMSEL.COM, OKI – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di tahun 2023 lalu menyebabkan ratusan hektar lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel terbakar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI mencatat, sekitar 683 ribu hektar lahan di Kabupaten OKI berpotensi terjadinya karhutla.
Kepala BPBD OKI, Lestiadi Martin mengungkapkan, pada akhir penanggulangan BPBD OKI mendeteksi lebih dari 1500 titik panas (hotspot) dan ratusan titik api (firespot).
Menurut Lestiadi, beberapa faktor menjadi penghambat penanggulangan karhutla di Kabupaten OKI, hal itu juga menyebabkan hutan dan lahan di OKI terbakar secara cepat dan luas.
Bahkan, Lestiadi juga membenarkan hambatan tersebut menjadikan OKI sebagai penyumbang asap terbesar di Sumsel.
“Hambatannya seperti bentang alam, ketersediaan air dan akses menuju titik api,” kata Lestiadi saat diwawancarai RMOL Sumsel, Senin (1/7).
Lestiadi menjelaskan, bentang alam yang dimaksud adalah cakupan luas hutan dan lahan yang ada di Kabupaten OKI terbilang cukup luas.
Terlebih lagi, lahan yang berpotensi mudah terbakar di OKI juga terbilang sangat banyak.
“Luas dan banyaknya lahan yang terbakar juga tidak sebanding dengan ketersediaan air yang ada. Apalagi tahun kemarin kemarau panjang,” ucapnya.
Lanjut Lestiadi, selain ekstra keras berjibaku memadamkan api, pihaknya harus berjuang lebih keras lagi menghadapi medan yang cukup berat.
“Akses jalan menuju hotspot dan firespot cukup sulit. Mobil damkar susah masuk ke spot-spot yang dituju,” ungkapnya.
Saat ditanya terkait bagaimana strategi penanggulangan dan pencegahan karhutla di OKI, dengan tegas Lestiadi mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan sosialisasi karhutla ke masyarakat dan perusahaan yang ada di OKI.
BPBD OKI juga membangun kerjasama secara kolaboratif dengan unsur-unsur lainnya dalam program pencegahan dan penanggulangan karhutla di OKI.
Terlibatnya beberapa perusahaan di OKI yang menyebabkan karhutla, juga tidak luput dari pantauan pihak BPBD OKI.
“Satgas Karhutla itu ada bidang Gakkum, artinya BPBD berkoordinasi dengan pihak berwajib seperti Polri, TNI dan Kejari untuk menindak tegas perusahaan yang menyebabkan karhutla,” tegasnya.
BPBD OKI menilai, kebakaran lahan di beberapa wilayah OKI pada tahun 2023, menyebabkan terjadinya kerusakan alam. Hal itu juga berdampak pada makhluk hidup lainnya.
Terkait hal tersebut, BPBD OKI telah merekomendasikan beberapa wilayah yang harus diperbaiki atau dipulihkan sebagaimana fungsinya.
“Ada beberapa tempat yang kami rekomendasikan untuk segera diperbaiki atau memulihkan fungsi alam ke pihak KLHK yang memiliki wewenang akan hal ini,” jelas Lestiadi.