Olah Plastik Kresek Bekas jadi Produk Fashion 

oleh

KRSumsel.com – Rappo Indonesia mengolah kantong plastik kresek bekas menjadi macam-macam produk fashion dalam upaya untuk membantu mengurangi sampah plastik.

“Kita transform plastik jadi berbagai produk fashion seperti tote bag, pin badge dan best seller kita di laptop sleves dan jurnal book. Semua ini dibuat dari single use plastic tanpa tambahan warna apapun,”kata pendiri Rappo Indonesia Andi Nurul Ulum atau Noe, Selasa (4/6).

Noe membawa Rappo dari Makassar ke pasar anak muda untuk mengampanyekan upaya pengurangan sampah plastik, sampah susah terurai yang dapat mencemari daratan maupun perairan. Dalam upaya untuk mengembangkan usaha, dia membuka ruang kerja di Depok, Jawa Barat, bekerja sama dengan para perempuan penjahit di sana.

Rappo Indonesia mendapatkan pasokan plastik kresek bekas dari pengumpul sampah dan bank sampah di Depok dan mengolahnya menjadi aneka produk. Proses pengolahannya mencakup pemanasan untuk mengubah plastik kresek menjadi lembaran serta perancangan dan pembuatan produk bersama para perajin mitra.

Baca juga: Lupus dan Lusia jadi Maskot Pilkada Bekasi

“Proses jahit cukup singkat, kayak tote bag sejam (sudah) jadi. Proses panjang ada di waste collecting-nya dulu, jadi kita kumpulkan plastik,”kata Noe. “Kalau di Makassar kolaborasi dengan laundry, kalau di Depok kita kerja sama bank sampah. Mereka kirim plastik ke kita, kita cuci dulu lalu sorting, lalu masuk proses upcycle. Setelah jadi lembaran baru dijahit,”ia menjelaskan.

Produk Rappo Indonesia dijual dengan harga Rp99 ribu hingga Rp499 ribu. Produk daur ulang tersebut sudah dapat dibeli di toko daring. Rappo Indonesia mengembangkan usaha daur ulang plastik dengan memberdayakan perempuan-perempuan penjahit di Depok maupun Makassar.

Hasil pemasaran produk daur ulang Rappo Indonesia juga mengalir kepada ibu-ibu rumah tangga yang terlibat dalam proses produksi. “Dengan beli produk ini, Rappo People (pembeli Rappo) mendukung gerakan lingkungan dimana teman-teman ikut mengurangi sampah kantong plastik yang berakhir di TPA maupun di lautan, dan juga mendukung ekonomi ibu-ibu yang menjahit produk kami,”kata Noe.(net)