Jenderal Dudung Abdurachman jadi Guru Besar STHM dan Bergelar Profesor

oleh

Krsumsel.com – Jenderal TNI Dudung Abdurachman resmi menyandang gelar profesor setelah dia dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Manajemen Strategis Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) di Jakarta, Selasa (7/11).

Pengukuhan Dudung sebagai profesor atau guru besar itu merupakan tindak lanjut Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nadiem Anwar Makarim pada 27 Oktober 2023 yang menjadi dasar pemberian gelar profesor terhadap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) itu.

“Saya tentunya berterima kasih kepada Dewan Senat yang mengukuhkan saya dan tentunya berterima kasih kepada seluruh jajaran TNI Angkatan Darat yang telah berkontribusi dalam rangka menguatkan kepemimpinan saya di Angkatan Darat,”kata Jenderal TNI Prof Dudung Abdurachman selepas acara pengukuhan.

Dalam acara itu, Ketua Senat Dewan Guru Besar Sekolah Tinggi Hukum Militer Jenderal TNI (Purn) Prof AM Hendropriyono memimpin langsung prosesi pengukuhan. Sidang pengukuhan itu turut dihadiri oleh Guru Besar STHM lainnya, yaitu Prof Gayus Lumbuun dan Prof Hikmahanto Juwana.

Baca juga: Aset Terpidana Korupsi Dana Kredit Bank BDP Bali Disita 

Dalam sidang pengukuhan itu, Dudung menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Pengaruh Geopolitik dan Geostrategi terhadap Penguatan Kepemimpinan TNI Angkatan Darat dalam Mewujudkan Fungsi Ketahanan Nasional”. Dalam orasinya, Dudung menyoroti pentingnya mengubah manajemen kepemimpinan TNI Angkatan Darat untuk lebih adaptif dan mengikuti kemajuan zaman.

“Berbeda dulu sifatnya kepemimpinan top-down, sekarang sudah beda. Kita harus mengayomi, kita harus mendengarkan pendapat, pendapat mereka, karena kalau kita tidak mendengarkan pendapat mereka dengan keputusan sepihak dari kita, justru nantinya tidak akan sejalan di dalam organisasi,”kata Dudung.

Dia melanjutkan, saat ini jajaran prajurit TNI AD sebagian besar merupakan mereka yang masuk dalam Generasi Y/Millenial (lahir 1977–1994) dan Generasi Z (lahir 1997–2012). Dua generasi itu merupakan mereka yang hidup di tengah kemajuan teknologi. Dalam orasi ilmiahnya, Dudung menyebut situasi itu sebagai bagian dari disrupsi.

“Sekarang Generasi Z, Generasi Y ini adalah anak buah kita di lapangan, dia sudah menggunakan HP (gawai, red.), sosial media yang luar biasa, apabila kita tidak ikuti dengan literasi, maka kita akan terjebak dengan situasi tersebut,”papar guru besar STHM itu.

Oleh karena itu, manajemen kepemimpinan di TNI AD perlu terbuka dan fleksibel, terutama dalam beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan zaman.