Pimpinan Ponpes Nurul Quran Ditangkap Densus 88 Anti Teror

oleh
oleh
Ponpes Nurul Quran

KRSUMSEL.COM – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Qur’an yang terletak di Desa Mulyaguna Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang diduga terlibat dalam sindikat terorisme ditangkap Tim Densus 88 Anti Teror.

 

Bagian Pengasuhan Ponpes Nuzul Qur’an Sulistyo menbenarkan peristiwa penangkapan tersebut. Dia mengatakan pimpinan Ponpes tersebut bernama Ibnu Wazid (36).

“Betul pak, peristiwa penangkapan tersebut terjadi pada Minggu (15/10) malam sekitar pukul 20:30 WIB,”ujarnya Senin (16/10).

Baca Juga : TNI-Polri Berupaya Evakuasi Pendulang yang Tewas Ditembak KKB

Sulistyo menceritakan kronologi peristiwa tersebut terjadi, ketika Ibnu (36) selepas Sholat maghrib dan Isya di Masjid Al Ikhlas yang tak jauh dari Ponpes Nurul Quran, lalu kemudian mengisi tausiah Majelis Taklim di masjid Muhajirin yang biasa digelar Rutin setiap Minggu malam.

“ditangkap pada saat beliau hendak pulang kerumah, ada 3 mobil sedan, Awalnya saya kira mobil tersebut pasien yang hendak berobat Ruqiah, karena pimpinan kami kesehariannya membuka praktik pengobatan ruqiah, saya tidak tau kalau itu polisi,” tambahnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, rombongan 3 Mobil sedan tersebut datang hanya mengantarkan anak Ibnu yang berusia 4 tahun, yang pada saat sebelum kejadian tengah dibawa saat menyampaikan tausyiah di masjid Muhajirin. Dirinya pun sempat menanyakan maksud penangkapan tersebut.

Baca Juga : Polresta Banyumas Ungkap Kasus Korupsi di SPBU Milik Pemprov Jateng

“Saat itu sempat saya tanya, tapi Pihak Polres OKI hanya menjawab hanya menjalankan tugas,”katanya singkat.

Sulistyo juga menanyakan alasan Pimpinan Ponpes Nurul Quran dibawa pihak kepolisian, namun pihak kepolisian Polres OKI menjawab tidak mengetahui pasti alasannya karena pihak kepolisian Polres OKI hanya mengawal saja.

“Dari pondok ini hanya bapak Ibnu Wazid yang dibawa polisi, yang lain tidak ada,” tuturnya.

Terpisah, warga sekitar Ponpes Khoirul menilai pimpinan ponpes tersebut terbilang tertutup. Pimpinan ponpes jarang mendatangi undangan yang diberikan warga sekitar.

“Orangnya tertutup, kalau ada undangan yang hadir hanya santri dan ustad lainnya saja,” ujar Khoirul.
(Lisa)