Patut Dilihat! Ini Dia Film dan Buku dengan Latar Peristiwa G30S/PKI

oleh
oleh

“Buku Roekiah 1965 menceritakan perjalanan Roekiah dalam menggapai mimpinya yang terpendam, yakni menjadi pemain ludruk, juga menemukan ibunya yang belum pernah ia temui. Selama mewujudkan mimpinya, Roe mulai dituduh dan dicurigai sebagai simpatisan partai terlarang sampai dituduh sebagai gadis murahan yang menjual tubuh demi mendapat jalan ke panggung ludruk,” jelas  Arga Dara Ramadhani sebagai editor buku Roekiah 1965 saat diwawancarai secara daring pada (26/09/2023).

Arga Dara Dara melanjutkan bahwa selain mengupas sisi gelap kejadian G30S pada masa 1965 (baik dari sisi ekonomi hingga psikologis) dan sesudahnya, buku ini memberikan warna baru dalam upaya sang tokoh untuk bisa menghidupkan kembali kesenian ludruk yang sempat dilarang pasca-pemberontakan. Pembentukan karakter yang konsisten dalam mencapai tujuannya, dari plot awal yang belum mengetahui kesenian ludruk hingga akhirnya bisa tampil untuk menyuarakan kebenaran dan kritik sosial atas kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat menjadi salah satu keunikan bagi buku ini.

Baca Juga : PCNU Muba Periode 2023-2028 Resmi Dilantik

Selain itu, perjalanan Roekiah mencari sang Ibu yang sulit dicari jejaknya pasca-pemberontakan terjadi juga menjadi satu kelebihan tersendiri. Meski buku ini merupakan kisah fiktif, tapi ada satu kelompok tertentu pada masa itu yang memiliki kenangan kurang menyenangkan tentang bagaimana mereka kehilangan keluarga akibat gerakan pembantaian besar-besaran. 

“Selama ini ada banyak stigma yang kurang lebih bernada ‘novel digital itu nggak berkualitas’. Di Cabaca hal tersebut nggak berlaku karena hampir semua yang diterbitkan diawali dengan sistem seleksi naskah dan terdapat proses editorial,” ungkap Fatimah Azzahrah, Co-Founder Cabaca saat diwawancarai secara daring pada (26/09/2023). 

Ia berharap, novel Roekiah 1965 yang penulisnya merupakan salah satu finalis Emerging Writers dalam Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2021 ini bisa memberi warna dan perspektif baru terkait isu PKI dalam dunia literasi. Novel ini juga diharapkan dapat menginspirasi penulis Indonesia untuk lebih berani menelaah sejarah bangsa sendiri.

 

###

Tentang Cabaca

Cabaca adalah platform baca dan penerbitan digital yang berasal dari Yogyakarta yang memiliki visi untuk menjadi platform penghubung antara penulis dan pembaca di Indonesia yang lebih solutif, efektif, dan interaktif. Hingga saat ini Cabaca sudah mempublikasikan lebih dari 795 judul buku dan memiliki lebih dari 152.000 pengguna.