KRSUMSEL.com – Pondok Pesantren Ma’hat Utsmani, yang beralamat di Villa Kuda Emas, Muara Baru Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Peringatan yang diadakan di Masjid Al-Beer Ma’had Utsmani, Rabu (27/9/2023), dihadiri wali murid, tamu undangan, Amrina Rosyada, Bakrie Tarmusi serta Kades Muara Baru Samiun.
Pimpinan Pondok Pesantren Ma’hat Utsmani KH Shoimary Usman Al Hafidz dalam sambutannya, menyampaikan syukur pada hari ini semua hadirin masih diberi kesempatan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Ini salah satu wujud kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW, serta mengingat kembali kisah – kisah nabi serta melestarikan apa yang telah diajarkan pada kita semua,” ujar KH Shoimary.
Sementara itu, penceramah dalam maulid nabi Muhammad SAW, KH Raden Ahmad Affandi, usai perkenalan diri, ia mengingatkan dalam ceramahnya menyampaikan agar para hadirin banyak melakukan sholawat, karena, menurutnya meskipun kita berdoa panjang jika tidak dibarengi dengan sholawat maka tidak akan dikabulkan.
Selanjutnya ia menceritakan, kisah Nabi Muhammad SAW, banyak untuk diketahui, harusnya tiap tahun kita semakin bertambah pengetahuan kita tentang kisah nabi, mulai dari dilahirkan hingga wafat.
Karena apa, semakin banyak kita tahu kisah nabi Muhammad SAW maka makin cinta kita kepadanya.
Karena, hal itu pernah dialami oleh Bilal, yang merupakan pria asal Afrika, yang merupakan sahabat rosul ia sangat merasakan kesedihan, sehingga ia tidak tahan lagi tinggal di Madinah karena ia selalu sedih setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Baca Juga : Tokoh Jatim: Judi Online Marak Potret Kemiskinan Kultural
Lalu, ia kembali ke Afrika, tetapi setelah sekian lama ia di Afrika, Bilal bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, dalam percakapan tersebut nabi berkata, Bilal, apakah kau tidak rindu kepadaku?, lalu Bilal menjawab aku rindu ya Rosul, lalu dijawab kembali datanglah ke Madinah, ziarahi aku.
Baca Juga : Tokoh Jatim: Judi Online Marak Potret Kemiskinan Kultural
Mimpi itu, selama tiga malam dialami oleh Bilal sehingga ia mengalami demam yang begitu parah karena selalu terbayang wajah nabi.
Lalu Bilal, datang ke Madinah, yang disambut sahabatnya, lalu Bilal diminta untuk Adzan.
Dalam Adzannya, Bilal sangat menghayati, sehingga semua warga Madinah terkesima dengan Adzan Bilal.
“Nah, itulah contoh kerinduan jika seseorang sudah mengetahui kehidupan Nabi Muhammad SAW,” ceramahnya.
Baca Juga : Senyum Sumringah Santri Ponpes, Ini yang Diberikan Sat Res Narkoba Polres Muba
Untuk diketahui, Maulid Nabi adalah
Maulid Nabi merupakan sebuah peristiwa peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awwal dalam kalender Hijriah.
Peringatan Maulid Nabi dilaksanakan sebagai bentuk cinta kasih umat Islam kepada Nabi Muhammad saw.
Umat Islam yang tersebar di seluruh belahan dunia memperingati Maulid Nabi dengan penuh sukacita, tak terkecuali dengan Indonesia.
Di Indonesia, Maulid Nabi merupakan salah satu hari penting bagi umat Islam. Dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw, tiap daerah Indonesia biasanya melangsungkan tradisi perayaannya masing-masing.
Peringatan terhadap kelahiran Nabi Muhammad saw ternyata bukanlah tradisi yang ada ketika Rasulullah saw masih hidup, sebagian sumber menjelaskan bahwa orang yang pertama kali menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi adalah Malik Mudhaffar Abu Sa’id Kukburi.
Sementara itu, sebagian pendapat lainnya menyebutkan bahwa Shalahuddin Al-Ayyubi yang pertama kali melakukan peringatan Maulid Nabi. Adapun versi lain menyebutkan bahwa kemunculan Maulid Nabi terjadi pada masa Dinasti Daulah Fathimiyah di Mesir pada akhir abad 4 Hijriyah atau 12 Masehi.
Maulid Nabi berasal dari dua kata bahasa Arab yakni Maulid dan Nabi, kata Maulid memiliki makna yang sama dengan kata milad yang berarti “lahir” atau “kelahiran”, dan Nabi yang dimaksud adalah Nabi Muhammmad saw, dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa Maulid Nabi sebagai kegiatan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw yang dilakukan dengan mengenang kembali sejarah dan perjuangan Rasulullah saw.
Ketika mengadakan acara Maulid Nabi, tentu sangat banyak makna yang dapat diambil untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya terkait 4 sifat terpuji yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw yakni shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.
Shiddiq memiliki arti jujur.
Sikap ini adalah sebuah sikap esensial yang harus dimiliki oleh setiap orang, mengapa demikian? Karena kejujuran merupakan sebuah modal utama untuk dapat percaya satu sama lain.
Amanah
Yang kedua adalah amanah yang berarti dapat dipercaya. Selain memiliki sifat jujur, seseorang harus berusaha agar dirinya dapat dipercaya dalam mengemban suatu tugas. Sifat amanah yang dimaksud adalah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan penuh tanggung jawab.
Tabligh
Ketiga, tabligh yang berarti menyampaikan. Seseorang harus dapat menyampaikan amanah yang diberikan kepada orang yang berhak menerima amanah tersebut.
Fathonah
Terakhir, fathonah yang berarti cerdas. Cerdas bukan berarti terkait pembelajaran akademik saja, tetapi juga tentang cara seseorang untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada di dalam hidupnya, atau terkait mencari solusi yang tepat terhadap sebuah masalah yang sedang dihadapinya.
Selain meneladani sifat Nabi Muhammad saw di atas, masih terdapat banyak hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk merealisasikan makna Maulid Nabi dalam kehidupan. Bershalawat juga merupakan hal penting sebagai wujud cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Dengan bershalawat, seseorang akan mendapatkan berbagai kemuliaan seperti dijanjikan pahala berlipat oleh Allah SWT, diangkat derajatnya, bahkan Allah menjanjikan akan mengumpulkan orang yang gemar bershalawat bersama Nabi Muhammad saw di surga. Kemuliaan-kemulian tersebut dapat diraih dengan sangat mudah, yang terpenting adalah niat agar dapat selalu bershalawat di setiap waktu yang ada.
Kemudian, makna Maulid Nabi yang tak kalah penting adalah melestarikan ajaran serta misi perjuangan Nabi Muhammad saw, juga para Nabi sebelumnya. Rasulullah saw telah mengerahkan seluruh jiwa raga dan hartanya demi menyampaikan ajaran Allah Swt kepada umatnya. Bahkan Rasulullah saw juga mewariskan Al-Quran dan sunnah Nabi sebagai pedoman hidup agar terhindar dari kesesatan.
Oleh karena itu, hal yang saat ini harus dilakukan oleh umat Islam adalah memperdalam ajaran Islam sebagai bekal menjawab persoalan-persoalan rumit yang bermunculan dalam kehidupan agar terhindar dari tipu daya kenikmatan sesaat yang menjerumuskan diri pada siksa api neraka. (Ata)