Khutbah Jumat : Tiga Sikap bagi Calon Haji yang Tertunda

oleh
oleh
Darul Abror

Khutbah I

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ  أَمَرَنَا بِتَرْك الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ، وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ.

اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ; وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُونَ صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Hadirin yang dimulyakan Allah SWT

Alhamdulillah syukur,  sampai hari ini, mata kita bisa melihat, lisan kita masih bisa mengucap, hati kita masih terpanggil untuk melaksanakan sholat jum’at, tentu ini semua atas ridlo Allah SWT, untuk itu, sebagai insan yang bijak, tidak ada hal lain, selain meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT dengan berupaya semaksimal mungkin melaksanakan  kewajiban sekaliguslarangan Allah SWT dengan  patuh dan tunduk, setunduk-tunduknya dan amat sangat tundukdihadapan Allah SWT.

Hadirin yang dimulyakan Allah SWT

Ketika kenyataan tak sesuai harapan, bukan berarti tak bisa mencapai kesempurnaan”, Demikian pepatah yang sering kita dengar dan hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah Arab Saudi tentang Calon jamaah Haji tahun ini yang mensyaratkan maksimal usia 65 Tahun, padahal di Indonesia terdapat ribuan calon jamaah haji lansia yang sudah lama tdaftar sehingga tidak bisa berangkat tahun ini, tentu hal ini sangat disayangkan.  Lantas apa upaya yang tepat atas problematika sosial ini?  Setidaknya ada sikap yang harus dilakukan;

PertamaBersabar

Sabar hakikatnya adalah menahan diri dan memaksa hati untuk menerima sesuatu yang tidakdisukai. Sabar adalah adat kebiasaan para nabi. Sabar adalah permata yang menghiasi kehidupanpara wali. Dan Sabar adalah mutiara bagi orang-orang shalih.

Menurut Imam al-Ghazali, kata sabar dan berbagai kata turunannya disebutkan lebih dari tujuh puluh tempat dalam Al-Qur’an. diantaranya adalah firman Allah Ta’ala:

    وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُونَ

Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baikdari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. an-Nahl: 96). 

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda:

    مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ   

Artinya: Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya. (HR al-Bukhari). 

Maka sudah tentu, sikap sabar harus melekat pada setiap umat Islam, agar segala musibah yang terjadi  yang tidak sesuai harapan hati, dapat kita kelola menjadi motivasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hadirin yang dimulyakan Allah SWT

Kedua Ikhtiar

Ikhtiar merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuannya, baik ikhtiar lahir dan ikhtiar batin. Ikhtiar lahir bisa dilakukan dengan mengadakan musyawarah antara masyarakat dengan pemerintah setempat untuk disampaikan kepada  pemerintah arab saudi terkait banyaknya jama’ah haji lansia yang layak untuk diberangkatkan di tahun mendatang.  Hal ini sesuai dengan ayat Alqur’an;

إِنَّ اللهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ  

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Qs. Arrad 11).

Sedangkan untuk memperlancar atau mempermudah upaya lahiriah kita mencapai keberhasilan kita juga harus juga melakukan ikhtiar batiniah, yakni berdoa kepada Allah SWT. Allah Berfirman :

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannnya.” (Qs. Al Mukminun: 60)

Hadirin yang dimulyakan Allah SWT

Ketiga, Tawakkal

Menurut Imam Abu Qasim al-Qusyairi seorang tokoh sufi besar dari abdah keempat hijriyah), tawakkal adalah memasrahkan setiap perkara kepada Allah SWT. Beliau berpendapat bahwa pasrah kepada Allah SWT bermakna memilih menjadikan Allah sebagai Dzat yang memutuskan hasil dari setiap perkara yang dihadapi seorang hamba.

Hal di atas sesuai dengan firman Allah SWT:  

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ 

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertwakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang brtawakkal pada-Nya.”  (QS. Ali Imran, ayat 159)

Salah satu sikap tawakkal ini dicontohkan oleh seorang ulama zuhud Abdullah bin Mubarak yang berangkat menuju Makkah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima, yakni haji.

Namun, ketika ia sampai di kota Kufah, sehingga keledainya disedekahkan kepada dua orang wanita yang kelaparan yang tiga hari hanya bisa memakan bangkai, hingga dirinya batal menunaikan ibadah haji, akan tetapi atas keikhlasannya, Allah mengutus satu malaikat yang menyerupai sosoknya untuk menunaikan ibadah haji di mekkah madinah, sehingga sekembali di desanya, jamaah lain meliha dia juga sudah melaksanakan ibdah haji. Subhannallah demikian bagian balasan Allah SWT terhadap orang yang ikhlas dan tawakkal kepada-NYA.

 

Hadirin yang dimulyakan Allah SWT

Mudah-mudahan, bagi yang berangkat haji tahun ini dapat melaksanakan syarat dan rukunnya dan kembali dalam kondisi sehat dan selamat, dan bagi yang belum berangkat semoga dimudahkan jalan dan rizqinya oleh Allah SWT dan segera diberangkatkan bertemu dengan baitullah dan kembali dengan predikat mabrur disisi Allah SWT aamin….Allhumma amin…..,

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Oleh : Dr. Darul Abror, M.Pd.,

(Ketua LP Maarif NU OKI Sumsel & Ketua IKA PMII OKI Sumsel)