Palembang, KRSumsel.com – Mungkin banyak yang belum mengetahui bagaimana awal Pempek Tenggiri Hana berawal media ini mencoba berbincang dengan pemiliknya yaitu ibu Farhana A Sahab.
Hal itu ditanyakan saat berlangsung acara di Palembang Indah Mall yang sedang mengikuti festival kuliner Qris yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Seperti disampaikan Ibu Farhana A Sahab, sejarah Pempek Tenggiri Hana ini, bermula berbisnis di Singapura di penghujung tahun 2014.
Berawal dari pekerjaan suami yang mengharuskan kami pindah dan bertugas di sana. Dikarenakan keterbatasan bahasa bagi anak-anak kami disaat awal pindah, terangnya Selasa (15/08/23).
Dikatakannya, anak-anaknya sekolah Indonesia Singapura milik KBRI menjadi pelabuhan menuntut ilmu yang di pilih untuk mereka.
Hari-hari mengantar anak-anak sekolah membuka peluang baginya untuk memperkenalkan pempek kepada teman-teman sesama migran di sana.
Respon positif begitu terasa setiap hari selalu ada pesanan yang datang dan setiap pesanan saya antar sendiri dari terminal ke terminal.
Lebih lanjut dikatakannya, KBRI Singapura pun tak luput menjadi tempatnya mengenalkan produk tak kurang 2-3 kali dalam satu bulan menerima pesanan yang cukup besar dari KBRI Singapura.
Para TKW pun menjadi ladang rizki yang luar biasa baginya. Paya Lebar salah satu mall di Singapura tempat ngumpulnya para TKW, merupakan saksi bisu tempat saya bertemu dengan para pekerja migran dimana sebagian dari mereka memperdagangkan kembali dagangan saya.
Diakuinya, di tahun 2016 tuhan memberikan berkah baru buat dirinya, dengan kehamilan, dikarenakan ini merupakan hamil ke 4 membuat ia harus bekerja ekstra untuk mengumpulkan biaya kelahiran yang cukup luar biasa dan pempek menjadi penyumbang yang cukup besar dalam proses kelahiran putri ke-4 nya.
Bahkan yang sangat membekas dibenaknya, pernah melakukan transaksi barter pempek dengan ranjang bayi.
“Pada tahun 2018 awal, merupakan akhir perjalanan di Singapura dimana kami di haruskan kembali ke tanah air dan membuat bisnis ini sempat vakum selama 2 tahun lamanya,” ujarnya.
Pada tahun 2020 merupakan awal bangkit dan memulai kembali bisnis ini dengan mengurus semua perizinan yang dibutuhkan.
Kerinduan dari beberapa konsumen di Singapura membuat saya mulai mendekati teman-teman yang memiliki toko di sana untuk menitipkan produk saya kepada mereka dan alhamdulillah hingga saat ini dalam 1 bulan saya bisa mengirimkan pempek 2-3 kali ke Singapura untuk di pedagang kan kembali di sana,” ujarnya.
“Dengan bergabungnya saya di asosiasi dan UMKM membuat bisnis ini lebih terarah dan jelas,” ungkapnya.
Semua perizinan ia dapatkan secara cuma-cuma kesempatan untuk mengikuti bazar baik dalam maupun luar kota juga membuat produk saya semakin dikenal.
Pengalaman demi pengalaman ilmu dari berbagai macam instansi membuatnya lebih semangat dalam mengembangkan bisnis yang mungkin awalnya hanya sekedar mengisi waktu luang hingga menjadi mimpi yang wajib untuk diwujudkan, tutup ibu empat anak ini. (edi)