Menurutnya, panjat pinang mengajarkan untuk berjuang mencapai kemerdekaan. Kemudian, kegiatan beregu ini dapat melatih kerjasama, kecerdikan, dan saling menopang antar pemain.
Selain itu, tradisi panjat pinang juga menyingkirkan ego pribadi untuk mencapai kemerdekaan dan mengajarkan bahwa hasil kemerdekaan dibagi rata dalam masyarakat.
“Tapi yang namanya juga hiburan, kontroversi tak lagi penting, yang penting bisa menghibur. Dan yang paling penting lagi adalah memaknai hari kemerdekaan kita bukan saja dengan perlombaan, tapi dengan wujud nyata kepada bangsa,” imbuh Fandy.
Senada dengan hal tersebut, sejarawan LIPI Asvi Warman Adam menyebut bahwa tidak ada yang salah dengan panjat pinang. Meskipun diketahui sejarahnya merupakan warisan dari zaman kolonial Belanda.
Menurutnya, tidak semua warisan kolonialisme itu buruk, seperti sekolah dan rumah sakit juga merupakan warisan dari Belanda.
“Kalaupun itu sudah ada sejak zaman kolonial, apa salahnya diteruskan sebagai hiburan. Tidak semua warisan kolonialisme itu buruk. Sekolah dan rumah sakit contohnya. Keduanya merupakan warisan Belanda,” papar Asvi yang dikutip dari detikNews.
Bagaimana detikers? Sekarang sudah paham dengan sejarah lahirnya perlombaan panjat pinang tradisi setiap 17 Agustus ini, bukan?
Sumber : detikcom