Peringati HUT-RI ke-78, Pakar SEVIMA Ajak Manfaatkan Artificial Intelligence untuk Kemajuan Bangsa!

oleh
oleh

SURABAYA – Terus melaju untuk Indonesia Maju, menjadi slogan peringatan kemerdekaan Indonesia ke-78. Untuk sukses mencapai cita-cita Indonesia Maju, Wahyudi Agustiono Ph.D selaku Pakar IT SEVIMA memandang bahwa Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI), perlu dimanfaatkan secara serius.

Terlebih, AI kini telah berperan cukup dominan di dunia teknologi dan hampir semua sendi kehidupan manusia telah mendaopsi AI seperti kesehatan, militer dan tentunya pendidikan. Berbagai aktivitas seperti mencari informasi (search engine), sistem navigasi (GPS), konten kreatif dalam bentuk teks dan video, hingga belanja online, kini sudah melibatkan AI.

“Oleh karenanya, kita sebagai masyarakat Indonesia perlu memandang AI lebih merupakan penunjang dalam kehidupan dan kemajuan bangsa. Data tidak lagi hanya berisi informasi, tetapi juga menjadi pengetahuan yang sangat berharga dalam bentuk kecerdasan buatan, yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan Indonesia!,” ungkap Wahyudi dalam Rilis Seminar Informatika Bela Negara di UPN Veteran Jawa Timur, Jum’at (11/08).

Tiga Langkah untuk Memanfaatkan AI

Untuk memetik manfaat dari AI untuk kemajuan bangsa, ada tiga tips yang menurut Wahyudi dapat menjadi pijakan.

Yang pertama, Wahyudi mengajak masyarakat agar bersahabat dengan AI dan tdk merasa asing. Hal ini karena AI sendiri sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak dulu. Bahkan AI menurut Wahyudi merupakan bagian dari kearifan lokal bangsa Indonesia.

Sebagai contoh masyarakat Jawa mengenal AI dalam bentuk primbon. Dimana para leluhur Indonesia dulunya memetakan pola hubungan antara waktu dan musim, dengan berbagai kejadian alam dan sosial. Pola hubungan tersebut dibukukan sekaligus dimanfaatkan untum berbagai kebutuhan.

“Jadi primbon adalah salah satu contoh AI yang kita tahu dari dulu kala. Bedanya, AI yang kita manfaatkan saat ini, pengolahan datanya menggunakan algoritma komputer dan teknologi. Contoh saja ChatGPT, dia bisa menulis karena dilatih dengan data-data tulisan di masa lalu,” ungkap Wahyudi yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris I di Asosiasi Sistem Informasi Indonesia, dan Dosen IT di Universitas Trunojoyo Madura.

Tips yang kedua menurut Wahyudi adalah menggiatkan kolaborasi lintas lapisan masyarakat dan lintas bidang ilmu. Pemanfaatan dan pengembangan AI menurutnya dapat sukses jika dirancang dan diimplementasikan disiplin ilmu yang multi-dimensional.

Wahyudi mencontohkan GPS yang kini bisa sangat bermanfaat untuk perjalanan masyarakat, karena mampu mengkombinasikan pengetahuan informatika dengan geografi.