Ini Alasan MR Duet Dengan Ferdi Frandiko

oleh

PALEMBANG, Krsumsel – MR (16), pelaku pembunuhan terhadap Ferdi Frandiko (18) dalam duel berdarah menggunakan senjata tajam (sajam) celurit di Jalan Irigasi, Kecamatan IB I Palembang mengaku kesal dan risih lantaran sering ditantang oleh korban untuk berduel.

Hal ini terungkap usai MR yang tercatat sebagai warga Kecamatan Alang-alang Lebar Palembang ini menyerahkan diri ke Tim Gabungan Satreskrim Polrestabes Palembang bersama Unit Reskrim Polsek IB I dan Jatanras Polda Sumsel, Senin (7/8/2023) malam.

“Awalnya dia chat, bilang lagi gabut (bosan) tidak. Kalau, lagi gabut diajaknya gladiator (duel). Saya jadi risih dan kesal, karena terlalu sering ditantang. Makanya saya terima tantangannya,” kata MR saat pers rilis di Polrestabes Palembang, Rabu (9/8/2023) .

Keesokan harinya Minggu (6/8/2023) siang, lanjut MR, korban Ferdi kembali menghubunginya untuk berduel di tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Irigasi, Kecamatan IB I Palembang. Setiba di lokasi, mereka langsung berduel dengan sama-sama menggunakan senjata tajam (sajam).

“Kami berduel, sama-sama membawa celurit Pak. Saya bacok dia dua kali, pertama tidak kena dan yang kedua terkena di dada sebelah kiri. Dia langsung tersungkur dan langsung kami bawa ke rumah sakit. Kemudian kami tinggalkan dia di sana,” tambah MR kepada wartawan.

Sementara itu, Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono didampingi Kasat Reskrim AKBP Haris Dinzah membenarkan pihaknya telah mengamankan satu pelaku pembunuhan terhadap Ferdi Frandiko yang tinggal di Plaju Palembang.

Dia mengatakan, berawal dari adanya laporan polisi melalui nomor bantuan polisi (banpol) tentang adanya penyerahan satu korban yang diduga telah meninggal dunia oleh anak-anak di Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Khodijah Palembang.

“Lalu, beredar di medsos perkelahian satu lawan satu. Dimana, salah satunya adalah korban atas nama Ferdi. Kami mendalami, dan berhasil mengantongi identitas dari pelaku. Kita datangi rumahnya namun tidak ada di tempat. Pas malamnya, pelaku ditemani pihak keluarga menyerahkan diri ke Polda Sumsel,” kata dia.

Harryo menjelaskan, adapun motif pembunuhan maupun penganiayaan berat itu didasari permasalahan sepele atau tidak berarti. Berawal dari saling tantang melalui aplikasi chatting WhatsApp hingga bertemu di lokasi dan berduel dengan senjata tajam (sajam).

“Para remaja di Palembang ini kurangnya pengawasan dari pihak bertanggung jawab, orangtua dan saudara. Sehingga banyak sekali anak-anak yang meluangkan waktu di luar rumah dan melakukan perbuatan tidak terpuji hingga merugikan orang lain,” cetus dia.