Suhardi, Penjual Tisu Sambil Gendong Anak disabilitas di Lampung

oleh
Suhardi, Penjual Tisu Sambil Gendong Anak disabilitas di Lampung

Krsumsel.comSuhardi (49) tidak pernah mengira bahwa aksinya berjualan tisu sambil menggendong anaknya yang disabilitas fisik dilirik oleh masyarakat dan menjadi viral di media sosial Tik Tok, sehingga mendapat respons dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Begitulah keseharian Suhardi, bekerja serabutan sambil mengurus bukan hanya satu, namun dua anak yang mengalami disabilitas yakni Muhammad Rehan (15) dan Nelisa Safitri (9), serta anak bungsunya Rani Safitri yang masih berusia 6 tahun.

Dia bekerja serabutan sambil mengurus tanah, mengurus anak, seperti memandikan, menyuapi saat makan, laku bekerja dimana saja sesuai yang disuruh orang lain yang menggunakan jasanya. Karena itu, dia tidak bisa bekerja jauh-jauh dari tempat tinggalnya karena sambil mengurus anak-anaknya.

Di sisi lain anak sulungnya, Sulistri (17) terpaksa putus sekolah dan ikut membiayai kehidupan keluarga Suhardi dengan menjadi penjaga toko kue di Jakarta.

Mantan istri Suhardi sudah lima tahun meninggalkan keluarganya, sehingga Suhardi membesarkan anak-anaknya sendirian. Suhardi dan anak-anaknya, serta Ibunya, Nenek Askah (73) tinggal di sebuah rumah papan sederhana di Desa Way Kepayang, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Rumah papan tersebut tampak kurang baik dibandingkan dengan rumah-rumah yang tampak kokoh dan asri di sekelilingnya. Keterbatasan ekonomi keluarga Suhardi dan kurangnya pemahaman kondisi disabilitas yang dialami dua anaknya yang disabilitas, Rehan dan Nelisa, membuat mereka tidak dapat segera tertangani dengan baik.

Rehan mengalami penurunan kemampuan motorik, diawali dari kondisi panas tinggi dan kejang-kejang. Dia hanya bisa berbicara sedikit, tidak bisa berjalan, dan mengalami gangguan saraf di kepalanya, sehingga ia sering bergeleng-geleng.

Kondisi Rehan sempat dikonsultasikan ke RS Mitra Husada Pringsewu Lampung, tapi tidak diketahui penyebab kondisinya. Kemudian Nelisa mengalami penurunan kemampuan motorik, setelah Ibunya meninggalkan keluarga. Dia hanya mampu berkomunikasi secara terbatas
dengan ayahnya, dan hanya dapat berbaring serta duduk.

Berbeda dengan Rehan, kondisi Nelisa tersebut belum pernah sekalipun dikonsultasikan ke dokter. Suhardi menegaskan bukannya tidak mau mengobati anaknya ke dokter, tapi untuk memenuhi kebutuhan makan saja susah, yang didapat dengan kerja serabutan.

Situasi mereka menjadi sangat rentan dengan kondisi rumah yang beralaskan tanah, berdinding kayu papan, dan sering mengalami kebocoran atap rumah saat hujan.

Berkat bantuan yang diberikan atas arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini melalui Sentra Handayani Jakarta, Suhardi dan keluarganya kemudian dapat merajut asa kembali untuk memperbaiki kualitas hidup mereka.

“Syukur Alhamdulillah dibantu Ibu Menteri. Terima kasih telah membantu saya dan anak-anak saya telah dibawa ke rumah sakit,”ujar Suhardi, ketika wartawan berkunjung ke rumahnya.

Suhardi mengaku saat ini pikirannya sudah menjadi lebih ringan, sejak anak-anaknya yang sakit mendapat penanganan medis ke Jakarta.
Bantuan ATENSI Kemensos.

Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Sosial Romal Sinaga mengatakan intervensi untuk keluarga Suhardi dilakukan dari berbagai aspek, seperti penghasilan Suhardi hingga perawatan medis untuk anak-anaknya.

Bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) diberikan kepada keluarga Suhardi berupa bantuan nutrisi, perlengkapan kebersihan diri, peralatan rumah tangga, peralatan sekolah, nutrisi susu lansia dan pemberian bantuan kewirausahaan, berupa kambing ternak empat ekor dan 40 ekor ayam petelur.

Sedangkan untuk anak sulungnya, Sulistri, Kemensos mengupayakan agar dia dapat kembali pulang ke Lampung dan mengabulkan keinginan berwirausaha menjajakan sosis bakar sambil membantu keluarganya.(net)