Legenda Tikungan Tiga Serangkai di Jalan Plakat Tinggi Musi Banyuasin

oleh
lakalantas

Krsumsel.comKecelakaan tunggal itu terjadi di jalan Sekayu-Plakat Tinggi, tepatnya ditikungan Tiga Serangkai Desa Sungai Batang (C6) Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sabtu (25/3/2023) siang, tergolong mengerikan. Meskipun dalam kecelakaan tunggal itu tidak ada korban jiwa tapi akibat insiden itu kendaraan yang dikemudikan mengalami rusak parah.

Mengerikan memang, mobil jenis Avanza bernopol BG 1558 BM yang bermuatan satu keluarga dari arah Sekayu menuju Kecamatan Plakat Tinggi itu tiba tiba menabrak pohon sebesar tiang listrik hingga pohon tumbang dan patah.

Sementara  Sito (50) pemilik kendaraan sekaligus sopir mengaku, kecelakaan itu terjadi diluar nalar.

“Kecelakaan itu terjadi diluar nalar Mas. Pengelihatan saya waktu itu ada dua orang kakek-kakek yang menyebrangi jalan, karena ingin menghindarinya tau-tau mobil jatuh ke parit dan menabrak pohon, lalu setelah kejadian ternyata tidak ada kakek yang saya lihat itu,” Ujarnya.

Dijelaskannya, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.

“Sebenarnya laju kendaraan lamban, paling jalan empat puluh. Dasar apes saja Mas. Beruntung tidak terjadi apa-apa pada istri dan cucu saya, paling luka lecet,” tambahnya.

Tikungan Tiga Serangkai

Kenapa tempat itu disebut “Tikungan Tiga Serangkai” berdasarkan penelusuran wartawan jurnalsumatra.com (krsumsel group, red) dilapangan, memang banyak warga maupun pengguna jalan yang tidak mengetahui kalau ditempat kecelakaan itu disebut tikungan tiga Serangkai, hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui ceritanya kalau pada tahun 1950an silam telah terjadi pembunuhan secara sadis disekitaran tikungan itu.

Sumber kami mengatakan, menurut cerita, disekitaran ini pernah menjadi lokasi pembunuhan tiga orang secara sadis. Ceritanya, setelah tangan dari ketiga orang tersebut diikat menjadi satu (serangkai, red) dengan tali, kemudian disuruh berdiri berjejer, lalu orang yang ditengah-tengah itu ditembak lebih duluh. Sehingga kedua temannya itu, meronta- ronta ketakutan, maka dari itu tempat ini disebut tikungan Tiga Serangkai,”  ungkap beberapa warga saat mengetahui adanya kecelakaan ditempat itu.

Sementara itu, Asmadi (62) warga desa Sungai Batang membenarkan, cerita lagenda itu, bahkan Asmadi  mengaku semasa mudanya ia pernah diberi tau oleh almarhum ayah nya lokasi pembunuhan tersebut.

“Waktu tahun 1970, orang tua saya sudah berladang diwilayah ini. Berdasarkan cerita, peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1950an, zaman orang bunuh membunuh. Semasa orang tua masih ada saya diceritakan bahkan lokasinya ditunjukan kepada saya.

Ceritanya dari ketiga orang tersebut ada yang digantung diatas pohon Raman, kemudian lehernya digorok. Jarak lokasi atau tempat pohon Raman hanya kurang lebih 100 meter dari jalan poros,”kisahnya.

Asmadi juga menceritakan, kalau disekitaran tikungan itu sudah beberapa kali tejadi kecelakaan.

“Memang sering tejadi kecelakaan ditempat itu, bahkan ada yang meninggal dunia karena jatuh dari motor. Tapi kita tidak tau, apa memang ada hubungan ke situ, yang jelas demi keselamatan kita harus hati-hati saat mengendara, tidak hanya ditempat itu, “Imbaunya. (Rafik Elyas/JS)