Pergilah ke Naples dan Rasakan Kekalahan:Kebangkitan Napoli dan Keterpurukan Juventus

oleh
Liga Italia

Beberapa tahun terakhir ini sulit bagi Juve, utamanya setelah Inter Milan meraih Scudetto pada 2021 dan AC Milan pada 2022. Penampilan mereka di Eropa tidak bagus dan mereka kehilangan banyak uang, sedemikian rupa sehingga mereka harus mencari likuiditas segar dari pemegang saham mereka. Pandemi sama sekali tidak membantu, tetapi Juventus terlihat seperti klub yang sudah terlalu lama hidup di luar kemampuannya. Lebih buruk lagi, era CR7 tidak memberikan manfaat finansial yang diharapkan, dan malah sebaliknya.

Juventus telah dikurangi 15 poin oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), yang telah membuat tim tersebut turun jauh di klasemen dan berdampak negatif pada harga saham mereka di pasar saham. Belum ada yang tahu alasan pastinya, tetapi Juventus telah berada di bawah pengawasan selama berbulan-bulan atas pembayaran gaji, penilaian yang tidak realistis seputar pertukaran pemain dan penyalahgunaan capital gain.

 
Manipulasi Keuangan
Ini rumit meski Juventus bukan satu-satunya klub Italia yang keuangannya terlihat tidak baik. Agnelli, yang meninggalkan klub pada 2022, telah diskors selama dua tahun setelah Juve dinyatakan bersalah melakukan pembukuan palsu, manipulasi pasar, dan pengajuan laporan keuangan yang menyesatkan. Ya, apa yang dilakukan Si Nyonya Tua sudah ‘keterlaluan’.

Dari 62 transfer yang diselidiki, Juventus terlibat memanipulasi 42 di antaranya. Juve telah menghabiskan lebih dari €800 juta untuk pemain Serie A dan B selama 23 tahun terakhir. Pengadilan sedianya hanya ingin mengurangi sembilan poin ‘saja’, tetapi setelah ada temuan baru seputar manipulasi gaji pemain saat pandemi, pengurangan 15 poin diberlakukan.

Selama dua musim terakhir, Juventus telah membuat kerugian sebelum pajak sebesar €460 juta. Tagihan gaji klub tinggi, berjumlah €352 juta (85% dari pendapatan) dan telah naik hampir €100 juta dalam lima tahun. Pada saat yang sama, penampilan Juve di Liga Champions mengalami penurunan; pada 2022/2023, mereka tersingkir di babak penyisihan grup dan dalam tiga musim sebelumnya, mereka kalah di babak 16 besar. Ini jelas memengaruhi pendapatan mereka.(*)

 

 

 

SUMBER