Krsumsel.com – Menjadi ibu dua anak disela kesibukannya menjadi hakim merupakan fase yang sangat disyukuri dan dinikmati olehnya.
Menurutnya, ketika dirinya menikah kemudian menjadi ibu, waktu terasa kurang. Ia pun harus pintar membagi waktu untuk pekerjaan dan urusan rumah tangga menjadi seorang ibu.
“24 jam dalam sehari itu rasanya kurang. Tapi kodrat sebagai seorang wanita, apalagi setelah menjadi ibu, jadi dijalani, dinikmati, disyukuri,” kata Deva Indah.
Tak Lagi Bernyanyi dan Menari, Ini Deretan Jebolan AKB48 Banting Setir Jadi Bintang Film Dewasa – Ada Risa Naruse Hingga Kito Momona
“Saya belum punya apa-apa istilahnya, (anak-anak) harta saya yang paling berharga. Kalau ada yang bilang bagi anak-anak ibu adalah dunianya, bagi saya juga anak-anak ini dunia,” sambungnya.
1. Terbawa Emosi Sampai Rumah
Pekerjaannya sebagai hakim yang menuntutnya harus jadi seorang yang tegas tak jarang terbawa sampai rumah. Dirinya pun mengaku terkadang dirinya masih membawa emosi pekerjaannya ke rumah. Namun, kedua anaknya lah yang akhirnya menjadi cerminan dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
“Anak itu selain anugerah, sumber kekuatan, mood bossyer, support system, Kalau lagi banyak kerjaan, menghadapi permasalahan orang berperkara, anak-anak rewel, jadi bikin stress, akibatnya gampang marah. Tapi, tiap malam sebelum tidur saya selalu minta maaf, cium dan peluk anak-anak. Karena kalau anak-anak itu mereka pemaaf ya, segimananya kita marahin pasti balik lagi ke kita, itu yang saya pelajari, jadi belajar sabar.
Beda halnya dengan orang dewasa. Jadi anak itu guru saya yang mengajari semua yang ada di dunia ini,” paparnya.
2. Terus Belajar Jadi ‘Wonder Woman’
Hingga saat ini pun Deva Indah masih terus belajar untuk menjadi seorang ibu yang baik. Menurutnya, untuk mencapai peran sempurna sebagai ibu banyak faktor yang harus dijaga. Terutama adalah bagaimana menjaga diri sendiri agar tetap waras di tengah kesibukannya bekerja dan menjaga anak-anaknya.
“Wanita itu harus wonder woman, harus bisa jadi istri, jadi ibu dan jadi pekerja, jadi harus bisa ngontrol mental agar tetap waras apalagi kalau support system-nya nggak mendukung. Jadi memang seorang perempuan harus jadi wonder woman. Menjaga kewarasan itu penting. Intinya emang bounding sama anak itu harus. Ibu itu sosok yang kuat, kalau bukan anak yang kasih kekuatan, siapa lagi sih,” pungkasnya.(*)