Upaya Membangun Pabrik Minyak Goreng di Mukomuko

oleh
Upaya Membangun Pabrik Minyak Goreng di Mukomuko

Krsumsel.comKabupaten Mukomuko dikenal sebagai produsen kelapa sawit terbesar di Provinsi Bengkulu. Dari sekitar 210 ribu hektare tanaman sawit berada di kabupaten tersebut, sedangkan sisanya tersebar di kabupaten/kota lain.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Kabupaten Mukomuko berkontribusi sekitar 106 ribu ton dari 190 ribu ton per tahun produksi kelapa sawit di provinsi ini.

Selain Mukomuko, seluruh kabupaten/kota di daerah ini terdapat lahan kelapa sawit dengan luas yang bervariasi, seperti Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Kau, Seluma, Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.

Mukomuko adalah kabupaten di Provinsi Bengkulu sebagai pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara. Kabupaten Mukomuko di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, di sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Kerinci, Samudra Hindia di sebelah barat dan Kabupaten Bengkulu Utara di selatan.

Dengan potensi perkebunannya, khususnya kelapa sawit, maka Pemerintah Kabupaten Mukomuko, sangat mendukung warganya untuk mengembangkan pengolahan kelapa sawit, tidak hanya sebatas hingga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tetapi menjadi minyak goreng, meskipun skala kecil.

“Kita mendukung warga yang menciptakan mesin pengolah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi CPO untuk mendirikan pabrik mini pembuatan minyak goreng,”kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Mukomuko Hariyanto, Senin (31/10).

Tekad untuk dapat mendirikan pabrik minyak goreng di daerah Mukomuko tidak terlepas dari adanya warga setempat yang telah berhasil menciptakan teknologi tepat guna berupa mesin pengolah TBS kelapa sawit menjadi minyak mentah kelapa sawit atau CPO.

Bahkan, mesin mini pengolahan TBS kelapa sawit menjadi CPO ini menjadi pemenang terbaik kedua dalam lomba teknologi tepat guna tingkat Provinsi Bengkulu.

Oleh karena itu, warga yang telah berhasil membuat inovasi ini diharapkan bisa mengembangkan lebih lanjut, sehingga daerah ini selain memiliki industri hulu berupa pabrik kelapa sawit juga Industri hilir berupa pabrik pembuatan minyak goreng.

Namun demikian, sebelum berdiri pabrik minyak goreng harus didukung dengan banyaknya usaha kecil menengah (UKM) di daerah ini yang memiliki mesin pengolahan tandan buah segar kelapa sawit menjadi minyak mentah kelapa sawit sebagai pemasok bahan baku minyak goreng.

Selain UKM, setiap pemerintah desa melalui BUMDes bisa memiliki usaha alternatif, yakni pengolahan tandan buah segar kelapa sawit menjadi CPO. Melalui usaha pengolahan tandan menjadi minyak mentah kelapa sawit dan usaha tersebut, BUMDes dapat memperoleh untung.(net)