Krsumsel.com – Ia menjadi bahan pembicaraan karena mengaku pernah ditawari sebagai komisaris Grab, perusahaan aplikator transportasi decacorn yang berbasis di Singapura.
Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, pria bernama asli Jam’an Nurchotib Mansur ini mengaku tidak mengada-ngada tentang dirinya yang sempat menjadi bagian dari Grab.
1. Salah Paham
Hanya saja, kata Yusuf Mansur, mungkin terjadi kesalahpahaman karena video yang beredar telah dipotong.
“Bismillahirrahmanirrahiim. Memang ‘kawan-kawan’ yang selalu mencari kesalahan, kurangnya saya itu luar biasa dalam upaya mengorek tentang saya,” kata Yusuf Mansur mengawali pembicaraan melalui rekaman audio yang diberikan kepada wartawan, Senin (10/10/2022).
“Mungkin karena saya orangnya cukup terbuka apa saja saya omongin, lalu cebur-ceburin ke sosmed, dari dulu dari zamannya twitter. Maka ceramah lama saya berpotensi dibelokin sana-sini,” sambungnya.
2. Jadi Advisor
Yusuf Mansur pun menceritakan awal mula dirinya ditawari menjadi komisaris Grab. Namun, kata dia, saat tanda tangan kontrak, posisi yang tertera untuknya adalah sebagai Advisor.
“Pada saat saya bicara tentang komisaris Grab memang apa adanya silakan dikonfirmasi saja ke Grab-nya. Tapi pada masa itu lho, pada masa Grab memang sedang penjajakan membeli Paytren, berinvestasi di Paytren dan hubungan saya baik sekali, saling bantu,” tuturnya.
“Saat itu Grab ada kerikil-kerikil kecil, ya namanya juga usaha. Saya ikut turun ke lapangan baik itu di Surabaya, Palembang dan Jakarta. Di masa-masa itulah saya tanda tangan semacam surat perjanjian, ada hak dan kewajiban saya menjadi komisaris dan saya misal pagi tanda tangan dan siangnya ceramah. Nah, saya omongin itu, karena saya kalau dapat rejeki, saya cerita, sama halnya dengan saat saya masuk ekosistem Grab,” tuturnya.
3. Sudah Bertemu Pimpinan
Ayah dari Wirda Mansur ini juga mengatakan kalau ia sudah bertemu dengan pimpinan dari pihak Grab. Dari situlah, semula yang awalnya jadi komisaris, ia pun ditawari menjadi advisor.
“Saya bahkan sudah bertemu dengan pimpinan, berdiskusi. Sehingga komisaris berubah menjadi advisor. Memang tidak lama buat saling kenal dan belajar, tapi itu resmi bukan ngaku-ngaku. Ngapain ngada-ngada. Di sana juga ada orang lama, Mas Rizqi misalnya. Dia tahu persis saya nggak mengada-ada,” ucapnya.
4. Menikmati
Yusuf Mansur pun menyayangkan potongan ceramah lamanya menjadi viral. Meski di satu sisi, dirinya senang karena berharap mendapat pahala dari pembicaraan buruk orang lain yang diyakininya bisa menghapus dosa-dosanya.