Penjahat Siber Pakai Modus Baru Sebar Malware di Google Play Store

oleh
sistem android

Krsumsel.comSejalan dengan perkembangan teknologi, serangan malware yang dilancarkan oleh penjahat siber juga ikut berkembang dan terjadi di mana-mana.

Mengatasi hal tersebut, toko aplikasi seperti Google secara rutin menghapus dan memblokir aplikasi buatan pengembang jahat dengan maksud menghentikan penyebaran adware, spyware, hingga malware ke pengguna.

Sebagai cara untuk tetap dapat menyebarkan program berbahaya di platform digital resmi, pengembang acap kali menggunakan modus baru.

Salah satu cara tersebut adalah dengan menggubah nama dan ikon aplikasi setelah terinstal di perangkat, dan menghilang dari perangkat agar tidak terdeteksi oleh pengguna.

Terkini, kru di Bitdefender mengidentifikasi 35 aplikasi yang menyalahgunakan metode ini sehingga korban tidak dapat menemukan aplikasi yang bertanggung jawam munculnya spam iklan di perangkat.

[crosslink_1]

Berdasarkan laporan tim Bitdefender, aplikasi berbahaya ini secara total telah mengumpulkan lebih dari 2 juta unduhan.

Setelah diinstal, aplikasi ini mengganti namanya sendiri agar sesuai dengan aplikasi sistem seperti Pengaturan atau Setting untuk membantu tetap tersembunyi, sebagaimana dikutip dari Android Police, Jumat (26/8/2022).

Tak hanya itu, penjahat siber juga mengatur agar aplikasi buatan mereka dapat berubah secara otomatis untuk mencocokkan, dan mengarahkan pengguna ke aplikasi Pengaturan sebenarnya di ponsel mereka.

Beberapa di antaranya meminta pengguna untuk menonaktifkan pengoptimalan baterai, dan memberikan izin untuk ditampilkan di atas aplikasi lain–tanda aplikasi ini berbahaya.

Aplikasi berbahaya ini dapat menyalahgunakan akses ini, sehingga dapat menyimulasikan klik pengguna pada iklan untuk keuntungan finansial.

Bitdefender mengatakan, berdasarkan pola penamaan aplikasi, email pengembang, dan situs web terdaftar, dipercaya semua aplikasi malware dibuat oleh satu individu atau grup penjahat siber.