Momen kelahiran Rasulullah SAW ini sampai saat ini diperingati oleh umat Islam dan dikenal sebagai Maulid Nabi. Dikutip dari laman MUI, tercatat bahwa Raja Al-Mudhaffar Abu Sa’id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin menjadi orang pertama yang memperingati Maulid Nabi SAW.
Sejak saat itulah peringatan Maulid Nabi mulai dilakukan oleh umat Islam. Perayaan Maulid Nabi dinilai sebagai momen untuk mengingat, mengahayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah SAW.
Sementara itu, peringatan Maulid Nabi di Indonesia pertama kalinya dibawa oleh Wali Songo sekitar tahun 1404 masehi. Perayaan tersebut dilakukan demi menarik hati masyarakat untuk memeluk agama Islam.
Sebab itulah, perayaan Maulid Nabi juga dikenal dengan nama perayaan Syahadatin. Nama lainnya yang dikenal masyarakat Indonesia adalah Gerebeg Mulud dengan menggelar upacara nasi gunungan.
Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Rangkaian kisah Maulid Nabi diakhiri dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW. Hari-Hari terakhir Rasulullah ditandai dengan turunnya surat Al Maidah ayat 3:
ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
SUMBER : MERDEKA.COM