Pangkogabwilhan I Terima Kunjungan Kehormatan Direktur Atla Kemhan Jepang

oleh
IMG-20220322-WA0008

RADM menceriterakan tentang pertemuannya dengan Menhan RI pada September 2021 di Jakarta dimana Menhan RI menyampaikan sangat puas dengan proposal dari Jepang, namun di lain waktu yang menjadi concern dan sedang dipikirkan kembali adalah terkait dengan Combat Management System yang diinginkan oleh Indonesia karena Indonesia menginginkan selain dari perusahaan LEONARDO. RADM menjelaskan bahwa saat Japan Prime Minister bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor 2019 adalah pertemuan yang sangat positif dan mendukung sepenuhnya terhadap Proyek Presiden Jokowi, perusahaan-perusahaan dan industri Jepang berkesempatan besar untuk melakukan transfer of technology kepada Indonesia sehingga mempererat hubungan antar kedua negara.

Pada kesempatan ini RADM juga menyampaikan bahwa pendekatan yang digunakan oleh Jepang berbeda dengan pendekatan digunakan oleh Eropa, Jepang menggunakan pendekatan yang sangat sopan untuk mendengarkan requirement/permintaan dari pengguna untuk dapat mengakomodir permintaan tersebut. Itulah cara Jepang karena jika Jepang menggunakan cara pendekatan perusahaan-perusahaan Eropa maka Jepang tidak dapat memenangkan kompetisi pasar.

Menurut RADM, Eropa memiliki sangat banyak pengalaman, pengetahuan, sejarah panjang dalam mengeksport. RADM menyampaikan bahwa Jepang tidak diperbolehkan untuk mengekspor defence equipment ke negara manapun, Jepang hanya dapat mengekspor dalam 5 hal diantaranya : Transportation, mine sweping, the vigilant, the surveillance dan the rescue, 5 hal tersebut tidak termasuk offensive capability, sehingga tetap ada pembatasan. Terkait dengan hal ini disampaikan juga bahwa pemasangan sistem senjata dari IFF tetap akan dilakukan di Jepang, ini merupakan persepsi Jepang.

Pada kesempatan yang sama, Asintel Kogabwilhan I menanyakan apakah ada kemungkinan embargo, dimana Jepang dapat melarang penggunaan persenjataan buatan negaranya dalam beberapa operasi tertentu, kemudian RADM menjawab bahwa tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, namun intinya bahwa Jepang tetap mengikuti aturan internasional.

Terkait pengurangan kemampuan dan performa operasi dengan perubahan system supply pada konsep IFF. RADM menjelaskan bahwa tidak ada pengurangan performa karena mesin yang menggunakan gas turbine dan kecepatan dari Frigate Jepang masih lebih cepat dibanding yang menggunakan engine turbine.(****)