Dia mengilustrasikan seperti di kabupaten/kota lain di Sumsel, pemerintah hadir dengan menggelar operasi pasar (OP). Justru di OKI pemerintah kurang peka mengatasi kelangkaan dan mahalnya migor.
“Memang kelangkaan ini masalah nasional. Tapi, minimal pemerintah hadir memberikan solusi membantu rakyat kecil. Saya juga belum mendengar ada OP migor di Kayuagung ini,” terangnya.
Dia mengaku tiga hari lalu mendapatkan migor dengan harga Rp25.000 per liter. Namun kini ada harga, namun migor sulit didapat.
“Mana kata pemerintah pusat satu harga dijual Rp14.000 per liter. Justru di pasar harga migor Rp25.000 per liter,” akunya.
Dia berharap pemerintah respek melihat kondisi dilapangan dengan mencarikan formula agar ketersediaan migor ada dengan harga terjangkau.
Sementara itu, Lis, ibu rumah tangga ini mengaku sulit mendapatkan migor. Kalaupun ada, harganya pun selangit.
“Sudah satu pekan ini saya berkeliling ke pasar modern Indomaret maupun Alfamart, tapi tidak tersedia. Ada orang jual di media sosial, tapi harganya tinggi Rp25.000 per liter. Daripada tidak dapat, ya terpaksa beli,” ujarnya.