Untuk itu, lanjut dia, perlu ditopang dengan pendekatan spiritual keagamaan dan moral yang harus dikuatkan. Menurutnya, ulama dan kiai siap mendukung dan mendorong dengan berkolaborasi dengan pemerintah untuk mewujudkan kesuksesan secara spiritual itu.
“Banyak cara untuk mendorong peningkatan spiritual dan keagamaan itu. Salah satunya dengan pemberian insentif para hafidz dan hafidzah. Alhamdulillah itu merupakan bentuk dari perhatian Pak Wali Kota,” ujarnya.
Muhibbin juga mendukung rencana Wali Kota Eri, yang akan menempatkan para hafidz menjadi imam di masjid dan musholla. “Ini adalah sebuah langkah kemajuan untuk menambah kualitas peribadatan, dalam rangka memakmurkan masjid dan musholla. Saya mendukung rencana ini,” katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya saat menggelar acara silaturrahim dan doa bersama dengan puluhan kiai dan ulama se-Kota Surabaya di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Rabu (15/12) mengatakan, pemberian insentif bagi para hafidz/hafidzah ini merupakan salah satu pesan dari para kiai dan ulama.
Untuk itu, lanjut dia, pesan tersebut langsung dilaksanakan pada pertengahan 2021, tepatnya setelah ada Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (PAPBD) Surabaya Tahun 2021.
Untuk nilai insentif itu, kata mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini, pada 2022 naik. Jika pada 2021 sebesar Rp600 ribu per bulan, pada 2022 naik menjadi Rp 800 ribu per bulan.
“Nanti untuk para hafidz saya minta untuk menjadi imam salat di masjid dan mushola di kampung-kampung. Harapan saya, dengan adanya doa dari para kiai, doa para hafidz di setiap masjid dan musholla akan mendapat berkah dari Allah SWT,” ujarnya. (Anjas)