Akses Pemasaran dan Permodalan Disebut Jadi Kendala UMKM di Surabaya

oleh
Screenshot_2021-12-10-11-43-17-23_40deb401b9ffe8e1df2f1cc5ba480b12

Surabaya, KRsumsel.com – Akses pemasaran dan permodalan menjadi kendala bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) baik pedagang kelontong maupun kuliner di Kota Surabaya, Jatim, pada masa pandemi.

“Kendala UMKM itu kami dapati dari hasil webiner UKM Go Digital beberapa hari lalu,” kata Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Surabaya Alfian Limardi di Surabaya, Jatim, Jumat.

Menurut dia, hasil webinar dengan mengundang narasumber dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, akademisi, dan praktisi UKM digital itu, diketahui UMKM pada masa pandemi COVID-19 ini terkontraksi cukup dalam. Padahal, 90 persen ekonomi Kota Surabaya ditopang UMKM.

“Kendala yang paling banyak dihadapi pelaku usaha mikro kecil adalah pemasaran dan akses permodalan,” kata Alfian.

Akses Pemasaran dan Permodalan Disebut Jadi Kendala UMKM di Surabaya

Beberapa poin yang menjadi catatan dari webinar antara lain akses pemasaran yang menjadi kendala UMKM baik pedagang kelontong maupun usaha kuliner khususnya pada masa pandemi.

“Kami menyoroti bahwa hanya UKM yang beradaptasi menggunakan aplikasi digital yang mampu bertahan,” kata Sekretaris Fraksi PSI ini.

Hal ini, lanjut dia, nampak pada masa PPKM 2021, di mana pendapatan pedagang di Sentra Wisata Kuliner (SWK) dan pedagang kelontong yang sudah terhubung dengan platform digital meningkat dibanding pada awal pandemi pada 2020.