Sementara itu, Johan Kieft dari UNEP mengapresiasi apa yang telah dihasilkan oleh Pemkab OKI dalam upayanya mencegah karhutla. Menurutnya upaya di tiga wilayah pilot sejalan dengan upaya KLHK dalam mencegah karhutla di Indonesia.
Dalam kegiatan yang sama, Harlan Hale, perwakilan dari USAID menyebut pihaknya merasa senang dapat berkontribusi terhadap upaya pencegahan Karhutla di daerah rawan kebakaran di Indonesia, termasuk Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
“Pendekatan klaster memungkinkan semua pihak yang memanfaatkan lahan untuk bersama-sama mencegah Karhutla. Sehingga mengurangi asap kebakaran yang dapat mengganggu kesehatan dan ekonomi Indonesia,” terangnya.
Salah satu kegiatan SIAP-IFM yang digelar kemarin, yaitu Workshop mitigasi kebakaran hutan, kebun dan lahan secara hibryd yang menghadirkan narasumber dari Kemenko Maritim dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Workshop ini diikuti jajaran Organisasi Perangkat Daerah di OKI, TNI dan Polri, perwakilan perusahaan yang memiliki izin konsesi serta masyarakat umum.
Pada hari yang sama tim SIAP-IFM OKI mengunjungi Desa Cinta Jaya Kecamatan Pedamaran OKI. Tim berdiskusi bersama Masyarakat Peduli Api (MPA) desa Cinta Jaya terkait mekanisme kerja sama klaster yang selama ini diterapkan di Afrika Selatan serta sosialisasi pemberdayaan kelompok masyarakat pengerajin purun di pedamaran OKI.(Lilis)