Ia menyampaikan bahwa Tgk Abdullah Syafi’i adalah seorang komandan GAM yang syahid (meninggal) dalam pertempuran dengan istrinya pada 22 Januari 2002 di kawasan hutan Cubo, Pidie Jaya, Aceh.
Menurutnya, pria yang akrab disapa Teungku Lah ini telah mengabdikan seluruh hidup, jiwa, harta dan keluarganya untuk perjuangan melawan ketidakadilan di Aceh.
“Teungku Lah sendiri mulai bergabung dalam perjuangan GAM pada usia 29 tahun, tepatnya pada 3 Desember 1976. Sehari sebelum proklamasi kemerdekaan Aceh di Gunung Halimon,” katanya.
Disebutkannya, pada 1 Januari 1993, Teungku Lah resmi diangkat menjadi Panglima Komando Pusat GAM Tiro. Di kalangan masyarakat umum dan jurnalis pada khususnya ia dikenal sebagai sosok yang bersahaja, memiliki kemampuan yang baik dalam mengembangkan komunikasi, dan sering tampil sederhana.
“Teungku Lah syahid ketika masih menjabat Panglima GAM Komando Pusat Tiro. Kesyahidan Teungku Lah saat itu membawa duka yang mendalam bagi seluruh bangsa Aceh,” katanya.