4-2-2-2 Ralf Rangnick Saat MU Vs Crystal Palace

oleh
oleh
manchester-united-vs-cyrstal-palace_169

Jakarta, krsumsel.com – Laga pertama Manchester United di bawah arahan Ralf Rangnick bukan cuma memperlihatkan pressing tinggi seperti dugaan. Juga ada perubahan formasi untuk mengakomodirnya.

Pada awalnya, Man United terlihat memakai pola 4-2-3-1 ketika menjamu Crystal Palace, Minggu (5/12) malam WIB. Juga tak ada kejutan berarti dalam pilihan pemain — yang dapat dipahami mengingat Rangnick juga baru punya waktu untuk menjalani satu sesi latihan dengan para pemain Setan Merah jelang laga ini.

Namun, seiring jalannya pertandingan terlihat jelas bahwa ada perbedaan di lapangan. Ada intensitas tinggi dalam melakukan pressing sedari garis depan dengan formasi 4-2-2-2.

Selepas Ole Gunnar Solskjaer, MU sejatinya mulai memperlihatkan pressing tinggi di bawah Michael Carrick — sampai memunculkan dugaan bahwa sejak itu pun Rangnick sudah campur tangan. Tapi pressing MU lawan Palace tetap berbeda.

Disokong formasi 4-2-2-2, para pemain MU memasang garis pertahanan sangat tinggi yang juga selaras dengan gaya high press sedari lini depan. Diogo Dalot dan Alex Telles mengapit jantung pertahanan, dan kemudian ‘dilepas bebas’ jauh ke depan. Scott McTominay dan Fred setia menempati posisi pivot ganda di depan pertahanan, walapun juga memberi impresi lebih dinamis. Bruno Fernandes dan Jadon Sancho berperan bagaikan nomor 10 ganda, di belakang Marcus Rashford dan Cristiano Ronaldo.

Dengan 4-2-2-2 lawan Palace, saat menyerang Man United berusaha tetap memaksimalkan lebar lapangan dengan Dalot dan Telles yang rutin maju ke depan bagaikan bek sayap. Ketika bertahan, formasi 4-2-2-2 ini tampak memang dipakai untuk bisa selekas mungkin merebut bola di garis depan dengan efektif dan efisien. Usaha membuat titik antar-pemain jadi lebih rapat saat menekan dalam formasi ini juga memunculkan potensi adanya ‘segitiga-segitiga’ kecil guna memainkan operan cepat.

Memang, terapan pola itu tampak masih jauh dari sempurna. Di babak kedua, misalnya, ketika pressing para pemain the Red Devils mulai mengendur. Atau jarak antar-pemain yang beberapa kali masih kelewat renggang. Suplai bola berbahaya ke lini depan juga masih tanggung dan relatif tak banyak, sebagaimana adanya beberapa penyelesaian akhir yang kurang oke.

Namun, sekali lagi, MU yang ini baru menjalani satu sesi latihan bersama Rangnick. Masih ada banyak waktu untuk menempa apa yang diinginkan Rangnick kepada para pemainnya. Toh, hasil akhirnya juga berpihak pada MU lewat kemenangan plus clean sheet.(*)

SUMBER