Jakarta, KRsumsel.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengusung konsep mitigasi bencana tsunami berbasis ekosistem dengan merawat vegetasi mangrove untuk menjamin fungsi perlindungan dalam jangka waktu hingga ratusan tahun.
“Salah satu opsi dalam penanggulangan bencana adalah hidup berdampingan dengan bencana. Salah satunya dengan menanam mangrove, sebagai upaya preventif untuk mengurangi dampak tsunami,” kata Kepala Sekretaris BNPB Lilik Kurniawan dalam keterangan tertulis yang diterima. di Jakarta, Senin.
Menurutnya, hidup berdampingan dengan bencana juga menuntut semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapinya, baik melalui infrastruktur maupun budaya, seperti pengetahuan tentang potensi risiko bencana sehingga mampu meminimalisir dampak saat terjadi bencana. .
“Penanaman mangrove merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesiapsiagaan tsunami. Kemudian masyarakat diharapkan tahu apa yang harus dilakukan, sehingga kita dapat memahami bagaimana cara menyelamatkan diri dari tsunami,” ujarnya.
Hal itu juga yang dilakukan BNPB, dengan melakukan mitigasi berbasis vegetasi sejalan dengan kegiatan Rumah Zakat Indonesia yang sekaligus membangun Kampung Bunga di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, menjadi kampung wisata berbasis “ekowisata”. melalui kawasan Mangrove Watu Mejo.Park.
“Dengan adanya lahan mangrove Desa Kembang yang berada di sepanjang bantaran Sungai Grindulu, maka jika ada tsunami yang masuk dari muara, energi luapan bisa dikurangi dengan adanya mangrove,” ujarnya.
BNPB, BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten dan Kota Jawa Timur, DPRD Kabupaten Pacitan, unsur TNI dan Polri, forkopimda, Forum PRB Jawa Timur, dan Kabupaten Pacitan, lembaga kemanusiaan Jatim dan Kabupaten Pacitan, kelompok relawan, sekolah perwakilan , madrasah, Pramuka dan perwakilan masyarakat desa pesisir selatan melakukan penanaman mangrove bersama pada Minggu (28/11).