Hal itu dilaksanakan sebagai rangkaian dari program pengabdian masyarakat. Ia mengajarkan dan mengajak masyarakat untuk turut aktif melakukan budidaya jamur. Melalui program ini diharapkan dapat membangun potensi Desa Bojong Koneng.
Dosen di Departemen Biologi, FMIPA UI tersebut memperkenalkan produk keripik jamur Desa Bojong Koneng dengan nama MikoQu. Nama tersebut diambil dari program Mikoponik yang mendapat dana hibah dari Program Pengmas Unggulan Perguruan Tinggi (PPMUPT) Kementerian Riset dan Teknologi – Badan Riset dan Inovasi Nasional.
“Program pengabdian masyarakat memilih produk olahan keripik jamur karena tekstur keripik jamur yang crispy, membuat jenis makanan sehat ini banyak disukai orang. Pembuatannya pun sangat sederhana sehingga mudah dibuat oleh para ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar pusat budidaya jamur tiram mikoponik di Desa Bojong Koneng,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa jamur tiram memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga keripik jamur diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan protein pada masyarakat sebagai pengganti daging. Selain, kaya akan protein, keripik jamur tiram ini juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dijual dan dikonsumsi.
Dalam hal ini, tentunya terdapat proses dalam mengolah produk olahan jamur menjadi keripik jamur. Langkah awal dimulai dari mempersiapkan jamur yang telah dipanen dan sudah dibersihkan. Kemudian, jamur dicuci bersih dan dimasukkan masukkan jamur ke dalam air mendidih yang berisi bumbu-bumbu seperti garam, penyedap rasa, dan lain-lain.