“Karena itu, dalam hal ini komitmen para dokter sangat dibutuhkan untuk merawat dengan cara menyehatkan dan memberdayakan,” kata Jafar.
Sementara itu, Ketua IDI Aceh dr Safrizal Rahman mengatakan, pandemi COVID-19 menjadi tantangan berat bagi dokter di Indonesia, tak terkecuali di provinsi Aceh dalam memberikan pelayanan kesehatan. Meski demikian, perlu diapresiasi kontribusi dokter yang tiada henti menjadi garda terdepan.
Kata Safrizal, IDI Aceh memiliki dua tantangan berat, pertama di internal, di mana organisasi ini perlu terus melakukan pengembangan dan mengikuti tren teknologi masa kini. Sehingga dapat survive dalam segala kondisi.
“Kedua, bagaimana peran IDI yang diharapkan pemerintah dan seluruh masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” kata Safrizal.
Safrizal menambahkan, saat ini IDI Aceh memiliki tugas berat terkait percepatan vaksinasi. Apalagi capaian vaksinasi di Aceh hari ini masih relatif rendah dibandingkan daerah lainnya di Indonesia.
“Oleh sebab itu, kita berharap seluruh pengurus IDI Aceh dapat bekerja keras meyakinkan masyarakat agar capaian vaksinasi meningkat,” demikian Safrizal.(Anjas)