Di samping itu, juga disiapkan saran prasarana serta logistik menghadapi dampak cuaca ekstrem untuk mengurangi dampak bencana serta menekan kerugian.
“Kita ingin pastikan peralatan bencana siap pakai, begitu juga dengan personel penanganan bencana siaga 24 jam,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), November ini menjadi awal musim hujan, sedangkan puncak musim hujan terjadi pada Bulan Februari hingga Maret 2022.
“Karenanya, beberapa daerah yang rawan banjir seperti daerah-daerah yang berada di pesisir dan sungai serta beberapa titik rawan genangan air perlu segera diantisipasi,” katanya.
Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB, yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB. Selain gempa disertai tsunami, bencana lainnya yang mengancam wilayah Kota Mataram sebagai ibu kota Provinsi NTB adalah banjir, kebakaran permukiman, gelombang pantai dan abrasi serta rawan konflik sosial.(Anjas)