Kementan Kurangi Kuota Pupuk Subsidi Aceh Sebesar 10.199 Ton

oleh
Screenshot_2021-11-03-16-15-15-40_40deb401b9ffe8e1df2f1cc5ba480b12

Semula, kata Fakhrurrazi, alokasi pupuk subsidi Aceh pada 2021 sebanyak 158.421 ton, meliputi Urea sebanyak 76.006 ton, SP-36 sebanyak 17.019 ton, ZA 12.437 ton, NPK 45.020 ton dan organik 7.939 ton.

Dalam realokasi, pupuk subsidi Aceh dikurangi sebesar 10.199 ton, di antaranya Urea berkurang 3.705 ton, SP-36 berkurang 1.325 ton, ZA dikurangi 5.006 ton dan NPK berkurang 163 ton. Sementara pupuk organik ditambah sebesar 1.527 ton.

Menurut Fakrurrazi, pengurangan pupuk bersubsidi ini menjadi ancaman kelangkaan pupuk bersubsidi di bumi Serambi Mekkah. Apalagi petani sedang dalam musim tanam rendeng atau musim tanam besar yaitu antara Oktober dan November.

Sejak awal, lanjut dia, alokasi pupuk subsidi Aceh pada 2021 memang rendah, hanya sekitar 36 persen dari 100 persen kebutuhan sesuai dengan data di elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) penerimaan pupuk subsidi.

“Sebelum dikurangi ini kita memang kurang pupuk bersubsidi, maka setelah dikurangi ini semakin kurang lagi. Serapan akhir tahun ini sudah pasti habis, karena pemakaian maksimal petani kita di Oktober dan November ini, musim tanam besar,” katanya.

Serapan pupuk subsidi 2021 Aceh telah mencapai 113.632 ton atau 75,88 persen dari total alokasi sebanyak 149.749 ton, menurut data setelah dilakukan realokasi Kementan RI.

Dengan rincian serapan, Urea sebesar 56.189 ton atau 77,72 persen, SP-36 sebesar 7.964 ton atau 50,75 persen, ZA sebesar 5.260 ton atau 70,80 persen, NPK sebesar 39.035 ton atau 87,02 persen dan organik 5.181 ton atau 54,74 persen.

“Sisa alokasi pupuk subsidi kita secara keseluruhan sebanyak 36.116 ton dari total pupuk subsidi sebanyak 149.749 ton, setelah realaokasi. Maka kalau ke depan ini serapan kita bisa mencapai 90 persen, bisa jadi alokasi pupuk kita akan dikembalikan, ditambahkan lagi di tahun ini,” katanya.(Anjas)