Beberapa terobosan seperti jalades semedi, layanan kependudukan berbasis online, lakon mandira, pandu samara, yakni pemberian dokumen kependudukan bagi pasangan baru menikah bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama. Ada juga inovasi pondok duren, yakni penerbitan dokumen kependudukan bagi penduduk rentan, disabilitas, lansia, kelompok miskin, marginal dan penduduk rentan lainnya. Dokumen kependudukan tersebut bahkan diantar langsung ke rumah-rumah dengan bekerjasama dengan PT Pos Indonesia.
Upaya ini dilakukan, karena Bupati Iskandar sadar betul bahwa administrasi kependudukan adalah kunci intervensi program pemerintah kepada masyarakat.
“Kalau tidak tercatat di adminduk, masyarakat akan terlompati saat ada program yang harusnya menjadi haknya. Jadi tugas kami memberi layanan kependudukan itu,” terang Hendri. (BI)