“Biasa dalam satu tahun itu ada waktunya panen raya, dan ada waktunya buah berkurang. Tinggal petani saja yang menjaga pendapatannya dikala buah sedang trek, agar tidak terlalu pusing mengatur keuangan,” tambahnya.
Dia menjelaskan, harga TBS dari tanaman swadaya berbeda harga dengan harga TBS yang dihasilkan dari tanaman plasma atau inti perusahaan.
Meski tidak sama, harga TBS secara umum dalam satu wilayah rerlatif sama, jika ada selisi maka selisihnya tidak signifikan.
Hingga saat ini KUD Gajah Mada telah mengelola sekitar 7.100 hektare perkebunan kelapa sawit milik anggota yang berjumlah kisaran 5.000 orang.
Perkebunan kelapa sawitr milik anggota tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian, tahap pertama dan tahap kedua. Masing-masing tahap dan desa akan berbeda, tergantung kesuburan lahan, jarak kebun dengan pabrik kelapa sawit (PKS) dan faktor yang lainnya.(Anjas)