” Karena itu kami mohon Gubernur juga dapat menuntun kami untuk jadi daerah percontohan di Sumsel. Terkait food estate OKUT saat ini kita masih eksis dengan kuota 15.000 hektare,” jelas Lanosin.
Tak hanya sektor pertanian, saat ini kata Lanosin mereka juga tengah fokus menggarap potensi lainnya seperti perkebunan dan perikanan. Terbaru dengan program Kampung Patin, OKUT menargetkan menjadi kabupaten penyangga kebutuhan ikan di Sumsel.
” Selain target produksi Gabah Kering Giling (GKG) 1 juta ton, kita juga fokus di bidang perikanan,” ucapnya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi Sumsel R. Bambang Pramono mengatakan saat ini di OKUT sudah ada 6 korporasi petani berbadan hukum yang telah terbentuk. Pembentukan ini merupakan implementasi pelaksanaan kick of food estate yang dicanangkan di Pemulutan oleh Menteri Pertanian (Mentan) beberapa waktu lalu.
Dijelaskan Bambang bahwa di OKU Timur terdapat kuota 15.000 hektare mendapat paket lengkap mulai dari benih padi, pupul, pestisida dan bantuan pengolahan lahan.
” Nilainya sekitar Rp90 miliar dengan rincian Rp6 juta perhektareny untuk 15.000 hektare ha. Ada juga bantuan asporasi Almarhum Percha Leanpuro berupa pompa dan lainnya. Serta bantuan Mentan pada koorporaso petani food estate. Semoga dengan ini food estate di Sumsel juga di OKUT dapat menjadi percontohan di Indonesia,” tegasnya.
Saat ini kata Bambang Pemprov Sumsel tengah melakukan percepatan tanam untuk menggenjot sektor produksi.yang sempat terkendala kehilangan luas tanam lantaran adanya rehab irigasi. Percepatan tanam untuk meningkatkan produksi padi itu dilakukam dengan mencanangkan penanaman Padi IP 300 di seluruh Sumsel langsung oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru.(****)