Ahli : Kista Ovarium Menimbulkan Risiko Bagi Wanita Dari Segala Usia

oleh
Screenshot_2021-08-11-11-00-41-36_40deb401b9ffe8e1df2f1cc5ba480b12

Padang, KRsumsel.com – Dr. Syamel M SpOG K.Onk, Spesialis Obstetri dan Ginekologi dan Konsultan Onkologi RS Semen Padang mengingatkan perempuan untuk mewaspadai kista ovarium yang berisiko terjadi pada perempuan segala usia.

“Kista ovarium dapat dialami oleh semua wanita dari usia sangat muda hingga usia tua. Oleh karena itu, setiap wanita harus melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menemukan kista ovarium di tubuhnya, katanya, Selasa.

Kista ovarium adalah salah satu masalah kesehatan yang mempengaruhi organ reproduksi wanita yang dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani lebih awal, dan merupakan tumor yang berkembang di dalam ovarium wanita yang berisi cairan, tambahnya.

Kista ovarium dianggap abnormal jika ukurannya melebihi 4 sentimeter. Kelainan ini bisa jinak tetapi juga bisa ganas, bila dikenal sebagai kanker ovarium, katanya.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 234.000 wanita di seluruh dunia telah didiagnosis menderita kista ovarium, dengan tingkat kematian 53,40 persen.

Berdasarkan survei Demografi Kesehatan Indonesia, angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2 persen atau 23.400 orang dengan kematian 13.900 orang.

Syamel menekankan bahwa setiap jenis kista akan memiliki kejadian yang berbeda tergantung usia. Pada usia di bawah 25 tahun dan lebih dari 45 tahun, serta setelah menopause, kista lebih sering disebabkan oleh keganasan, tambahnya.

Kista yang lebih banyak dialami oleh kelompok usia produktif lebih sering dikaitkan dengan kelainan jinak, ujarnya lebih lanjut.

Gejala kista ovarium dapat bervariasi tergantung pada jenis kista, ukurannya dan hubungannya dengan organ tubuh lainnya.

Ketika ukurannya kecil dan tidak menempel pada organ lain, kista ovarium mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun secara umum, gejala yang muncul pada penderita penyakit ini antara lain bengkak, nyeri saat haid, gangguan pada kandung kemih dan gangguan usus.

Setiap jenis kista memiliki efek yang berbeda. Kista jinak dapat menimbulkan gejala, seperti nyeri haid, dan menyulitkan penderitanya untuk hamil.

Kista ganas sering ditemukan pada kelompok usia di bawah 25 tahun atau usia perimenopause di atas 45 tahun dan dapat menjadi padat.

Sebelum menentukan diagnosis, biasanya dokter akan memulai dengan menanyakan gejala kemudian melakukan pemeriksaan ginekologi secara menyeluruh pada pasien untuk memprediksi jenis kista, sehingga terapi yang diberikan tepat. Jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah pemeriksaan ultrasonografi (ultrasonografi).

“USG ginekologi menggunakan skor International Ovarian Tumor Analysis (IOTA) saat ini mampu memprediksi jenis kista dengan cukup baik,” tegas Syamel seraya menambahkan bahwa kista ovarium jinak tidak memiliki stadium.

Pementasan digunakan pada kista ovarium ganas di mana perkembangan dan perjalanan penyakit akan tergantung pada kondisi pasien.

“Yang bisa kami sarankan adalah jika gejala yang dialami, pasien harus segera melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, karena setiap kista ovarium memiliki sifat yang spesifik dan pengobatannya sangat tergantung pada jenis kistanya,” ujarnya menyimpulkan.(Anjas)